Ada kamu. Itu yang
aku rasakan saat ini. Meskipun jarak menjadi batas, aku benar-benar menikmati
rasa ini. Dimana aku bisa merindukanmu, mengingatmu, dan kita saling memikirkan
satu sama lain. Tidakkah kau disana merasakan? Masihkah kau meragukan? Ara, aku
menyayangimu.
Aku terbiasa diam,
sedang kau terlalu gaduh. Aku terbiasa acuh, sedang kau terlalu bersahabat.
Tapi kau begitu pelupa, gengsi dan yah, itu yang membuatku selalu mengingatmu.
Tidakkah kau sadar, aku bahkan mencintai kekuranganmu?
Aku sangat paham
dengan perbedaan kita. Bukan hanya fisik namun juga kebiasaan. Tapi itu yang
membuat aku begitu nyaman di dekatmu. Mungkinkah kau memang tulang rusukku yang
menghilang? Aku harap begitu. Perbedaan ini menjadi warna dalam hubungan kita.
Apakah kau juga meng-iyakannya?
Kau berbeda. Aku tak
mengenal sosok sepertimu sebelumnya. Bukan berarti aku membandingkan mu dengan orang
lain atau wanita sebelumnya, tapi aku tau kamu istimewa. Seringkali aku iri
terhadap mu. Terlalu banyak yang menyayangimu. Bahkan rekan kerjaku dan teman-teman
di sekelilingmu menunjukkan perhatiannya kepadamu persis di depan aku. Aku
pikir memang aku terlalu beruntung. Bagaimana dengan kamu? Tapi bukan itu yang
aku cari. Aku mencari pendamping hidup. Dan itu aku temukan dalam diri kamu.
Jangan pergi Ra.
Saat aku diam, bukan
berarti aku marah. Aku hanya sedang berpikir tentang kita kedepannya. Aku
laki-laki, aku yang harus menopang masa depanmu nanti. Jadi aku persiapkan
matang-matang keluarga kecil kita. Aku siap menjadi pendamping hidup kamu
sekali seumur hidup kamu. Bersediakah kau menikah denganku?
Saat aku acuh dan
cuek bukan berarti aku melupakanmu. Aku hanya ingin tak ingin waktuku luang
sedang ketika saat itu terjadi kau selalu ada di pikiranku. Kenyataannya kamu
nggak bisa aku temui setiap waktu. Aku hanya memilih Ra. Memilih untuk setia
dengan cara ku sendiri. Merindukanmu dalam diam dan doaku. Aku mencintaimu dan
aku yakin kamu bisa mengerti itu.
Orang bilang kamu
wanita multi talenta. Kamu pandai memendam masalah dan kamu wanita yang tegar
dalam menghadapi masalah. Tapi sejauh aku mengenalmu, kamu tetap wanita lemah,
kamu butuh orang untuk menguatkan dan aku siap menjadi bahu untuk kamu
bersandar. Aku siap menjadi penopang hidupmu, menguatkanmu dan menjadi teman
berbagi suka dukamu.
Percayalah, aku
serius Ra. Aku ingin kamu menjadi yang halal untukku. Menjadi teman kini dan
nanti. Ara, would you merry me?