Artikel: “CoP- Be Knowledge Management”


CoP atau Community of Practice adalah suatu wadah komunikasi yang muncul saat orang-orang yang mempunyai ketertarikan yang sama dalam suatu hal berkolaborasi dalam suatu periode yang panjang untuk melakukan sharing ide, menemukan solusi, maupun membangun inovasi. CoP juga bisa dianalogikan sebagai seni orkestra. Dimana terdiri dari berbagai jenis alat musik yang berbeda, namun apabila dikolaborasikan dengan baik akan menghasilkan musik harmoni yang perfect.

Sekedar pengetahuan, CoP pertama kali dicetuskan oleh Jean Lave dan Etienne Wenger. Etienne Wenger kemudian memperluas konsep tersebut dan mengaplikasikannya untuk konteks lain, khususnya dalam hal pengembangan organisasi. Wenger mendefinisikan CoP sebagai suatu kelompok orang-orang yang saling berbagi perhatian, sekumpulan masalah, atau keminatan yang kuat terhadap suatu topik, dan memperdalam pengetahuan dan keahlian mereka dalam area tersebut dengan cara berinteraksi secara terus menerus untuk mencapai kemajuan bersama.

Kegiatan CoP tidak terlepas dari “knowledge management” atau pengelolaan pengetahuan. Pengetahuan bisa dikategorikan menjadi 3 kategori utama:

1.      Explicit Knowledge, merupakan pengetahuan yang bisa dengan “mudah” dikodifikasikan dan ditransformasikan. Pengetahuan tentang cara menjalankan suatu aplikasi komputer merupakan contoh dari pengetahuan ini.
2.      Implicit Knowledge. merupakan pengetahuan yang bisa dengan “mudah” dikodifikasikan dan ditransformasikan tetapi pihak yang mempunyai pengetahuan tersebut tidak mempunyai keinginan untuk melakukan kodifikasi dan transformasi.
3.      Tacit Knowledge, merupakan pengetahuan yang sulit untuk dikodifikasikan dan sulit untuk dilakukan transformasi ke pihak lain. Dalam istilah Michael Moranyi, pengetahuan ini merupakan jenis pengetahuan yang tertanam dalam diri seseorang melalui pendalaman dan pengalaman dan untuk lebih mudahnnya sering disebut dengan pengetahuan yang “we know more than we can tell”.
Dalam prakteknya, setiap member CoP harus berperan aktif. Hal tersebut sangat penting karena dengan partisipasi aktif member CoP, pengetahuan Tacit yang sulit dikodifikasikan dapat diperdalam dengan dasar pengetahuan eksplisit. 

Dewasa ini, seiring berkembangnya media baru kegiatan CoP tidak hanya dilakukan dengan agenda pertemuan namun lebih mengacu pada pemanfaatan teknologi yaitu internet. Ini merupakan bentuk khusus dari CoP yang memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi (ICT – Information and Communication Technology) untuk melakukan berbagai aktivitas dalam sharing ide, menemukan solusi, maupun membangun inovasi.

Demikian juga yang dilakukan oleh PT Djarum. PT Djarum sebagai perusahaan rokok bertaraf Internasional tidak hanya bergerak di bidang produksi barang namun juga domain knowledge. Sudah semestinya perusahaan kretek ini bisa memanfaatkan ICT untuk keperluan pengelolaan pengetahuan (knowledge management). 

Mungkin saat ini pengelolaan pengetahuan PT Djarum berada pada level pengetahuan eksplisit dimana setiap bagian Manajemen hanya mampu menuliskan hasil dari kerjanya baik dalam bentuk tulisan, angka, data dan lain sebagainya. Namun pemikiran, keahlian dan kreatifitas (dalam hal ini merupakan pengetahuan tacit), hanya bisa tersalurkan melalui sharing atau kegiatan bertukar ide satu sama lain. Disinilah kegiatan CoP diperlukan. 

Dalam perkembangannya, CoP PT Djarum khususnya site Kudus, yang lahir dengan nama “Iwak Peyek” harus lebih memperhatikan Aspek Teknis dan Non Teknis agar kedepannya CoP “Iwak Peyek” dapat menjadi kegiatan berkesinambungan. Adapun kedua aspek tersebut adalah :
a.       Aspek Teknis
Aspek ini lebih mengacu pada media komunikasi yang digunakan sebagai proses sharing antar berbagai pihak Manajemen baik berupa internet maupun intranet. Jika CoP yang dilakukan hanya sebatas pada satu site perusahaan maka media Intranet cukup memadai. Intranet adalah sebuah jaringan privat (private network) yang menggunakan protokol-protokol Internet (TCP/IP) untuk membagi informasi rahasia perusahaan atau operasi dalam perusahaan tersebut kepada karyawannya. Istilah intranet hanya merujuk kepada layanan yang terlihat, yakni situs web internal perusahaan. 
Intranet digunakan untuk membantu alat dan aplikasi, misalnya kolaborasi dalam kerja sama (untuk memfasilitasi bekerja dalam kelompok dan telekonferensi) atau direktori perusahaan yang sudah canggih, penjualan dan alat manajemen hubungan dengan pelanggan, manajemen proyek dll, untuk memajukan produktivitas. Intranet juga digunakan sebagai budaya perusahaan perubahan platform. Sebagai contoh, sejumlah besar karyawan membahas isu-isu kunci dalam aplikasi forum intranet dapat menyebabkan ide-ide baru dalam manajemen, produktivitas, kualitas, dan isu-isu perusahaan lainnya.
b.      Aspek Non Teknis
Aspek ini mengacu pada aturan-aturan yang dibentuk dalam kegiatan CoP. Aturan-aturan yang dibuat merupakan aturan yang telah disepakati bersama sehingga menjadi peraturan yang mengikat setiap anggotanya.  Untuk menerapkan konsistensi pada aturan, sikap mental harus dimiliki oleh masing-masing anggota CoP. Kemauan untuk berbagi ide, inovasi, memecahkan masalah bersama, dan bentuk-bentuk partisipasi lainnya menghendaki agar anggota-anggota komunitas mempuyai sikap mental yang baik untuk mencapai keberhasilan bersama. 

Selain itu  ACL (Access Control Lists) yang memadai juga diperlukan. Harus jelas peran-peran yang nantinya akan mengambil bagian dalam komunitas ini. Apakah setiap karyawan PT Djarum berhak menjadi member CoP atau hanya beberapa karyawan yang dipandang bisa mewakili masing-masing Manajemen yang menjadi member CoP. Hal ini penting, mengingat setiap wadah komunitas tidak akan berjalan efektif jika anggota merasa tidak dilibatkan. “sense of belonging” sangat diperlukan untuk keberlangsungan CoP itu sendiri.

Dalam agenda pertemuan CoP, pengelolaan saat pertemuan CoP juga tak kalah pentingnya. Menurut penulis dalam struktur member CoP diperlukan Tim khusus yang bertugas mengelola dan mengawasi arus pertemuan. Tim khusus ini juga menyoroti sejumlah pencapaian kolektif dan mengkaji ulang permasalahan apapun yang telah terjadi. Ini akan memberi sebuah peluang bagi para karyawan untuk menyampaikan saran bagi perbaikan kinerja dalam beroperasi.  Gaya manajemen terbuka akan sangat efektif karena setiap isu yang muncul akan dihadapi akan mendapat tanggapan langsung sehingga mendapat bimbingan kinerja yang lebih baik dan menciptakan sebuah komunitas yang lebih bahagia.

0 komentar:

Posting Komentar


up