Anakku, maafkan kesalahan Bunda. Seringkali
Bunda membuatmu kelaparan. Membuat tidurmu terusik manakala Bunda berkendara.
Membuatmu bereaksi saat Bunda lelah bekerja. Maaf untuk ketidak tahuan Bunda
manakala melakukan suatu hal kau merasa kesakitan. Maaf pula telah membuatmu
bersedih manakala Bunda terisak lirih menahan sakit sendiri. Tak jarang isakan
itu mengeras dan membuatmu lebih terguncang. Maaf atas khilaf Bunda, Nak.
Bukan maksud hati, sengaja membuatmu
kelaparan. Tapi untuk mencium aroma makanan saja perut Bunda menolak
memakannya.
Bukan maksud hati membuat kau tertidur dari
rasa amanmu. Bunda harus berjuang melawan hidup dan kebutuhan keseharian Bunda
dan keluarga. Termasuk kamu, nak. Bunda punya tanggungjawab yang masih harus
Bunda laksanakan dengan bekerja keras.
Bukan maksud hati Bunda membuatmu
menggeliat marah saat Bunda lelah. Terlalu lelah melaksanakan tugas. Tapi
memang pekerjaan adalah amanah yang harus Bunda jalankan sebisa Bunda. Sekuat
Bunda, nak.
Bukan maksud hati Bunda membuatmu
kesakitan, nak. Kadang Bunda hilang kendali untuk melakukan sesuatu yang biasa
Bunda lakukan. Bunda terlupa jika kau menyatu dalam diri Bunda.
Bukan maksud Bunda membuatmu bersedih hati
hingga terguncang. Kadang berat untuk Bunda menyimpan lelah sendiri. Memendam
sakit sendiri. Merasakan rasa tak menentu ini sendiri. Ketakutan itu muncul
tiba tiba, nak. Dosa Bunda terlalu banyak untuk Bunda tebus dikemudian hari.
Kesalahan Bunda menggunung membuat Bunda kadang tak bisa membendung kesakitan
Bunda. Maaf anakku, Bunda jadi membaginya denganmu. Maafkan sayang.
Tolong maafkan Bunda, Nak!
Mrs_Dy
0 komentar:
Posting Komentar