Perjalanan menuju 40 hari



Anakku, maafkan kesalahan Bunda. Seringkali Bunda membuatmu kelaparan. Membuat tidurmu terusik manakala Bunda berkendara. Membuatmu bereaksi saat Bunda lelah bekerja. Maaf untuk ketidak tahuan Bunda manakala melakukan suatu hal kau merasa kesakitan. Maaf pula telah membuatmu bersedih manakala Bunda terisak lirih menahan sakit sendiri. Tak jarang isakan itu mengeras dan membuatmu lebih terguncang. Maaf atas khilaf Bunda, Nak.

Bukan maksud hati, sengaja membuatmu kelaparan. Tapi untuk mencium aroma makanan saja perut Bunda menolak memakannya.

Bukan maksud hati membuat kau tertidur dari rasa amanmu. Bunda harus berjuang melawan hidup dan kebutuhan keseharian Bunda dan keluarga. Termasuk kamu, nak. Bunda punya tanggungjawab yang masih harus Bunda laksanakan dengan bekerja keras.

Bukan maksud hati Bunda membuatmu menggeliat marah saat Bunda lelah. Terlalu lelah melaksanakan tugas. Tapi memang pekerjaan adalah amanah yang harus Bunda jalankan sebisa Bunda. Sekuat Bunda, nak.

Bukan maksud hati Bunda membuatmu kesakitan, nak. Kadang Bunda hilang kendali untuk melakukan sesuatu yang biasa Bunda lakukan. Bunda terlupa jika kau menyatu dalam diri Bunda.

Bukan maksud Bunda membuatmu bersedih hati hingga terguncang. Kadang berat untuk Bunda menyimpan lelah sendiri. Memendam sakit sendiri. Merasakan rasa tak menentu ini sendiri. Ketakutan itu muncul tiba tiba, nak. Dosa Bunda terlalu banyak untuk Bunda tebus dikemudian hari. Kesalahan Bunda menggunung membuat Bunda kadang tak bisa membendung kesakitan Bunda. Maaf anakku, Bunda jadi membaginya denganmu. Maafkan sayang.

Tolong maafkan Bunda, Nak! 


Mrs_Dy

0 komentar:

Posting Komentar


up