- Catatan Perjalanan - Kota Hati Beriman (Salatiga)



Salatiga, 29-30 September 2014

Menuju Kota Hati Beriman. Salatiga. Rasa lelahku sedikit terobati diakhir pekan kemarin. Selain bisa sejenak berkumpul bersama keluarga, pikiran sedikit refresh dari pekerjaan yang semakin menumpuk. Ya, ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Tempat facial dan spa menjadi tempat favoritku menghabiskan akhir pekan. 

But now, it’s Monday. Aku kembali menekuni pekerjaan lapanganku. Kali ini menuju Kota Salatiga. Kota yang juga disebut Kota Hati Beriman. Dua hari akan aku habiskan waktu di sana. Seperti biasa, hari pertama untuk materi dan hari kedua untuk praktek di tempat penduduk. Dan inilah catatan perjalananku hari ini. 

Memulai hari dengan terburu-buru. Itulah aku. Selain karena faktor keberangkatan pukul 05.00 pagi. Juga rasa kantuk yang masih bergelanyut di pelupuk mata. Patner perjalananku hari ini ada Ratna. Patner yang juga hobi tidur dan sudah pasti dia masih terkantuk kantuk juga sepertiku. Hehe

Yap! Pukul lima kurang seprempat aku sudah mendarat di kantor tercinta. Menyiapkan berbagai perlengkapan yang harus disiapkan selama di sana. Tentu saja, patner kerjaku juga sudah sampai di kantor juga. Kita sama sama menyiapkan segala sesuatunya.

Sepuluh menit berlalu. Dengan dibantu satpam semua barang sudah kami turunkan. Termasuk MMT dan materi yang akan dibagikan. Semua beres.

Lima menit kemudian, tepat pukul 05.00 kami meluncur menyusuri jalanan yang sunyi untuk menjemput atasan di rumahnya masing-masing. Pukul 7.30 semua sudah siap diberangkatkan. Sampai tiba tiba.....

“Kamera ada di mana na?,” aku menoleh ke arah Ratna yang duduk di belakangku. Dia tampak berpikir sejenak. Dan Waaaaaaaaa!!! Kamera tertinggal. Aku bisa membaca itu dari matanya. Mana mungkin kita berani berkoar-koar. Atasan ada persis di samping Ratna. Haha

Putar otak, putar otaaaaaaaaaaaaaakk...! Bisa gawat kalau sampai nggak ada kamera sama sekali. Keputusanpun di dapat. Kami akan meminjam kamera Ayah Ratna. Kebetulan sekali rumah dia ada dekat dari hotel tempat kami pelatihan nanti. Lega.

Sedetik kemudian aku teringat sesuatu. Laptop. Cepat cepat kembali ku tulis pesan untuk Ratna yang sedang asyik berbincang dengan atasan. Dia tampak membaca pesan singkatku. Dan Yappppp!! Laptop juga ikut tertinggal gaesss. Karena panik, dia mencoba menghubungi rekan kantor yang masih akan berangkat menyusul kami. Alhamdulillah, rombongan selanjutnya baru akan berangkat dan kami pun selamat dari senin yang kata orang jawa identik dengan makna senen=di-senen-i. J

Hari pertama berjalan lancar. Kami menginap di Le-Beringin Hotel yang berada di pusat kota salatiga. Tentu saja kami memilih menginap dan mengadakan acara di sana selain karena dekat dengan tempat praktek besok, juga karena hotel inilah yang familiar di telinga masyarakat awam. No matterlah. Jalan-jalan malam hari yang ditutup minum secangkir ronde benar benar menjadi penutup yang hangat hari ini. Selamat malam. J
---

Dusun Krajan, Desa Regunung - Selamat pagi. Bukankah hari ini sangat cerah? Terlalu cerah mungkin. Matahari seakan siap menjilat jilat tubuhku dalam teriknya. Langit tampak bersih tak berawan. Anginpun segan untuk berhembus. Tanah tampak gersang di hamparan sawah yang aku lewati sepanjang perjalanan. Beberapa pohon kering kerontang di tepi jalan. “ah, itu akan sangat mudah terbakar jika tersentuk percikan api,” gumamku. Seketika pandanganku beralih pada jalan kecil di hadapanku. Jalan terjal dengan bebatuan menonjol di sana sini. Debu tampak berhamburan di udara. Beberapa warga telah siap mengikuti kegiatan kami selanjutnya. Praktek membuat olahan makanan dan minuman.
Aku membuka pintu mobil disambut tarian debu yang dengan senang hati menghampiriku. Atasaku menyusul disertai ratna yang tampak menjinjing berkas administrasi. Kami berjalan menuju kumpulan warga yang menyambut dengan senyumnya.

Sebelum acara dimulai, sambil menunggu pemateri dan beberapa peserta yang belum hadir, atasanku meminta untuk mengumpulkan warga untuk diberi arahan. Aku menurut. Mengumpulkan warga dan atasan mulai membagi kelompok warga dari daftar absen yang kemarin sudah diisikan. Kali ini, warga dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok pertama membuat es cream dari bahan dasar jahe, kelompok kedua membuat sirup dari rempah rempah, kelompok ketiga membuat permen dari bahan dasar kencur, dan kelompok terakhir membuat teh herbal dari rempah rempah. Wargapun antusias. Ditambah, ada lima mahasiswa asing dari salah satu universitas di kota Atlas yang ikut berpartisipasi dalam acara. Acara menjadi lebih hidup dan warga tampak puas dengan hasil karya mereka.

Dua hari ini merupakan hari yang hebat untukku. Semoga bisa menjadi pembelajaran yang baik dan esok akan menjadi hari yang lebih menyenangkan lagi. Bye.

_Mrs. Dy

-Catatan Perjalanan- Batang (Jawa Tengah)


Batang (sisi Pantura), 25-26 September 2014 

Rasanya baru kemaren menapak di Bumi Kretek. Hari ini sudah berpindah tempat di barat kota Semarang. Sesudah kota Kendal dan Sebelum Kota Pekalongan. Yap! Kota Batang. Seperti dua hari lalu, dua hari kedepan aku akan menghabiskan waktu di sebuah hotel yang cukup familiar di telinga orang awam. Sendang Sari Hotel. Bedanya, dua hari ini aku akan menghabiskan full time kegiatanku ‘hanya’ di sekitaran hotel. Why? Tentunya karena seluruh peserta menginap di hotel ini. 

Yap yap yap!! Kali ini tugasku agak ringan. Ada mbak ninda yang membantuku (thanks mba Ninda :*). Paling tidak ada teman sibuk yang bisa berbagi denganku. Dan pastinya, ada teman ngobrol di kamar saat malam. Kan nggak seru kalau hanya sendiri, diam, nonton TV. Ah, nggak banget deh. 

Kita sampai di lokasi lebih cepat dari prediksi. Upsss. Karena salahku juga ini. Aku benar-benar tak sadar mencantumkan waktu acara pukul 10.00. Seingatku acara dimulai pukul 08.30. Walhasil, sudah pasti dong aku kena bulan bulanan atasan. Hehehhe

Lupakan! Yang terjadi biarlah. Yang penting bagaimana mensukseskan hari ini. J

Pukul 09.00 rombonganku sudah sampai di lobby hotel. Setelah mempersiapkan atasanku untuk menikmati coffe break yang telah disediakan di ruang transit, aku dan mbak ninda menuju ruang aula di lantai II. Mempersiapkan apa yang perlu di siapkan. Administrasi peserta, hotel, makan dan snack untuk peserta, sampai persiapan aku membawakan acara. So, waktu satu jam berlalu tanpa terasa. Yap, pukul 10.00 acara di mulai. 

Waktu berlalu. Istirahat dimulai. Setelah membagi kamar untuk peserta aku kembali menekuni pekerjaanku mempersiapkan perlengkapan narasumber selanjutnya. Sedangkan mbak Ninda mulai merapikan administrasi yang telah diisi peserta. Waktu beranjak cepat. Hingga terlupa. Aku belum makan siang. Haaaa! Dan parahnya, semua makanan ludes tak bersisa. Puasa siang deh. Hehe 

Sesi materi berjalan sangat lancar. Why? Benar benar lancar karena tak sadar acara yang seharusnya selesai pukul 16.00 mundur hingga pukul 18.15. Benar-benar antusias sekali peserta pelatihan hari ini. Oh, tentu bukan. Mungkin karena mereka sudah disediakan penginapan. Jadi lebih memilih menghabiskan waktu senja dengan aktivitas yang bermanfaat. J

Malam berganti pagi. Lepas shubuh aku melihat sekeliling. Masih gelap. Sisa embun masih bergelanyut di pepohonan. Aroma kabut tipis dimusim kemarau tampak menghias kaca jendela kamar. Hawa dingin dari bibir AC masih melekat. “semoga hari ini akan indah, Alloh,” aku bergumam. 

Tak lama mbak ninda terjaga. Aku tersenyum dan ia melangkah setengah gontai ke kamar mandi. Mengambil handuk kemudian membersihkan diri. Ah, mbak ninda ini. aku saja belum mandi. Hihi

Pukul 05.45 aku berjalan keluar. Merasakan sejuk udara dipagi yang masih bertudung awan kelabu. Ya, langit masih gelap. Mulut masih menguap nguap. Tapi lihatlah, benar benar sejuk di sini. Selasar taman berukuran besar di sudut hotel membuat mataku mengerjap ngerjap tak tertahan. Indah. Tanpa ba bi bu, aku yang sedari tadi di temani oleh mbak ninda langsung narsis kanan kiri. “Chiiiisssssssssss,” 





 














Pukul 07.00 kami kembali ke kamar untuk mandi, dan langsung mengemas barang yang akan kami bawa untuk praktek pengolahan makanan. And finally, came back Semarang City at 16.00. So Tired!!!! Bye...

_Mrs. Dy

- Catatan Perjalanan - Kudus Kota Kretek



Kota Kretek, 23-24 September 2014

Tiba di kota wali. Ah, masih terlalu pagi. Pukul 08.00 padahal, di jadwal kegiatan akan di mulai pukul 09.30. Masih banyak waktu. Tidak. Hari ini aku mempersiapkan segalanya sendiri. Semua teman kantorku punya aktivitas masing-masing yang tak bisa di tinggalkan. Alhasil, memang harus jadi pelaksana seorang diri. Tak apalah. 

Ku lirik list kegiatan yang harus aku kerjakan pagi ini. Padat. Mulai dari mempersiapkan administrasi peserta, hotel, MC, Fotografer sampai melayani makan atasan atasanku. Parahnya, sejak teks MC yang kemarin sudah aku persiapkan tertinggal di meja kerja. Walhasil, aku harus mempersiapkan dari awal. Fiiuuuuhh

Selesai sarapan, aku terburu menuju ke lobby hotel. Kali ini kakiku menapak pada salah satu hotel yang berada tepat di pintu masuk kota ini. Griptha. Mengurus keperluan meeting room, sampai penginapan aku dan atasan atasanku. Cukup melelahkan. 

Lepas itu, aku mulai menyusun lagi naskah MC ku. Mencari list pejabat yang hadir hari ini untuk sekedar di sapa ataupun memberi sambutan. Kemudian mentata administrasi peserta yang harus dilengkapi. Waaah, aku yakin hari ini akan sangat padat dan berebut saat absen. Berhubung kami hanya mengundang 40 orang dari 3 desa. Sudah pasti saat mereka datang pasti bergerombol dan kalau tidak cermat akan kemana mana absensiku. Oh God!

Pukul 09.50 acara akan segera dimulai. Peserta mulai memadati ruang. Tanganku yang terbatas memaksaku meminta bantuan kawan lama yang dulu pernah satu kantor denganku. Ah, sungguh aku tak tau apa jadinya bila dia tak hadir membantuku. (thanks mba Ika :*) . Semua beres. Giliran tanganku yang aktif mengambil gambar sana sini. Setelah dirasa cukup, aku berganti peran menjadi MC (tentu saja kali ini kacau). Why? Tanpa sadar aku membawakan acara dengan kamera masih tergantung di leher. Huaaaaaaaaaa!!! Tapi sudahlah, toh atasanku tidak menyadari. Hingga saat ia mengambil alih untuk sambutan, aku melepas kamera di leherku dan meletakannya di laci meja. Berhubung sambutan sangat panjang, aku mengganti peran lagi menjadi fotografer. Begitu berulang kali. Well, tak apalah. Yang terpenting hari ini berjalan lancar. Keributan dan kekacauan itu hal biasa bagi aku yang ceroboh. Yang terpenting hari ini aku tak mengeluh meski pekerjaan sangat padat. Dan yang lebih menyenangkan, lepas acara aku dan atasan atasanku mendapat kesempatan untuk massage di kamar hotel. Waaaaah, hari ini menyenangkan deh J

***

24 Sept – Masih di kota Kretek – SMK Negeri 3 Kudus.

Pukul 09.00. KESIANGAN! Itu tema kegiatan pagi ini. Bukan hanya aku, tapi juga atasanku. Ah, mungkin karena efek pijat kemarin. Badan terasa sangat ringan sekali. Bukan hanya kesiangan yang menjadi penghibur pagi ini (penghibur karena menjadi topik perbincangan kita selama di mobil), tapi juga karena kita tak tau persis alamat SMK yang dimaksud. Waaaah, aku sudah deg degan bakal kena bulan bulanan atasan. But, yang aku takutin malah ketawa ketawa sama yang lain. Lega. 

Setelah nyasar nyampek 3x, akhirnya kita sampai tepat pukul 10.30. kok lama? Iya, ternyata SMK ini nun jauhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh di sana. Nyaris sampai purwodadi tempatnya. Dan benar-benar di tengah sawah pedalaman. Well, sekali lagi “Tak apalah” toh acaranya hanya praktek. Jadi sudah dimulai sejak pukul 08.30 tadi. Hehe

Inilah sedikit cerita tentang kegiatan di kota Kretek. Nantikan di kota kota selanjutnya ya... See yaa...

_Mrs. Dy

- Catatan Perjalanan - (Sejenak di Bumi Sunda) Pangandaran



Selamat pagi. Semangat pagi. Pagi hari yang sangat dingin. Oh, rasanya seperti mimpi berada di sini. Rasanya seperti mimpi. Benar benar mimpi!! Tidak. Ini nyata. Ya. Rasanya sakit manakala ku cubit pelan lenganku sendiri. Lalu tersenyum. Ini nyata. 

Pukul 05.00. Masih pagi. Mana pernah sepagi ini aku keluar rumah untuk sekedar menikmati udara segar. Mana pernah. Terlebih, banyak yang harus diselesaikan di rumah. Mulai dari berberes, mencuci, menyiapkan minuman hangat untuk suami, dan ya! Bersiap untuk aktifitas di kantor. Begitu hampir setiap hari. Jadi, sudah pasti tak ada kesempatan untuk aku beraktifitas sepagi ini. 

“Hoooaahhmmm”, rasa kantuk masih bergelanyut di sudut mata. Meminta untuk kembali terpejam atau sekedar merebahkan diri di kamar tidur nan nyaman. Tidak! Aku tak boleh kalah dengan egoku. Lagi pula aku hanya punya sedikit waktu untuk menghabiskan waktu di pantai indah ini. Pukul 08.00 aku harus kembali melanjutkan perjalanan ke kota cilacap. Hikkkss

Waktu berlalu. Langit perlahan mulai terjaga. Semburat mentari pagi terberai di luas cakrawala. Pemandangan yang begitu indah. Di tepi pantai berjajar rapi perahu-perahu kayu nelayan. Udara masih begitu kondusif dengan pantai yang masih sepi oleh pengunjung. Ah, mungkin mereka lebih memilih terlelap dalam balutan selimut tebal. Tapi tak apa. Justru suasana yang langka ini membuat damai dan tenang. Kapan lagi aku bisa menikmatinya. Say chiiiiiirrsss dulu.. J
















up