Release: Teknologi UKM "Budidaya Perikanan Lele Sangkuriang"



Ikan lele merupakan satu diantara beberapa jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Pengembangan usaha budidaya ikan ini semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele sangkuriang ke Indonesia. Keunggulan lele sangkurian dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan penyakit. Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele sangkuriang mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah. Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai Feeding Conversation Rate (FCR).

Sebagai salah satu upaya perbaikan mutu budidaya perikanan lele sangkuriang, Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan “Teknologi UKM” dengan tema “Pelatihan Teknologi Budidaya Perikanan Lele Sangkuriang” pada hari Kamis dan Jum’at, 29 dan 30 Januari 2015. Kegiatan yang dilaksanakan di Sekretariat Kelompok Tani Maju Makmur Kelurahan Podorejo, Kecamatan Ngaliyan, Semarang ini dihadiri 70 orang peserta. Pelatihan difokuskan pada pembibitan dan pembuatan pangan.

Dibuka secara resmi oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Tengah, Ir. Agus Wariyanto, SIP, MM berharap dalam sambutannya, acara ini dapat menjadi sebuah learning center (pusat pembelajaran) pembiakan Lele Sangkuriang. “Melalui kegiatan penerapan teknologi budidaya perikanan, masyarakat diharapkan dapat lebih tahu mengenai teknik budidaya lele mulai dari pembenihan, pemijahan, serta pengendalian hama dan penyakit pada lele hingga panen.”.

Selama dua hari tersebut, peserta dibekali materi tentang Budidaya Ikan Lele Sistem Intensif, Teknik Pembuatan Pakan Lele, Pengendalian Hama dan Penyakit Lele, Potensi Pemanfaatan Limbah sebagai Pakan Lele dan Kiat Sukses di Bidang Usaha. Selain itu, peserta juga mendapatkan arahan secara langsung tentang bagaimana praktek budidaya perikanan oleh narasumber. Adapun narasumber yang hadir dalam kegiatan tersebut antara lain: Aditya Dwi M; M. Si (Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro (UNDIP)), Dr. Agus Setiadi S.Pt., M.Si (Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro (UNDIP)), Dr. Ir. Fajar Basuki; MS. (Dosen Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro (UNDIP)), Ristiawan Agung Nugroho; S.Pi, M.Si. (Dosen Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro (UNDIP)), Alfabetian Harjuno Condro Haditomo; S.Pi, M.Si. (Dosen Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro (UNDIP)), dan Drs. H. Sadiman Al Kundarto (Ketua ORSOS “Lembaran Mas Murni” Jawa Tengah).

Pada pelatihan tersebut, ada dua pasang indukan yang diletakkan dalam kolam yang berbeda. Hasilnya, masing-masing indukan dapat menetaskan telur dan yang hidup menjadi larva 80%. Setelah bertelur, kedua indukan tersebut dipindahkan ke kolam yang berbeda agar tidak memakan larva yang ditelurkannya. Hingga saat ini, pemantauan hasil budidaya perikanan lele sangkuriang di Podorejo masih terus dilakukan. (DNDA)

_Mrs. Dy

0 komentar:

Posting Komentar


up