Pusat Studi dan layanan difabel (PSLD) mengadakan seminar dengan tema “Mensinergikan Gerakan Difabel dan Gerakan Mahasiswa; “Upaya Memaknai Hari Pendidikan Nasional”. Acara yang berlangsung pada Sabtu (28/05) di Gedung Multi Purpose (MP) ini diselenggarakan untuk memperingati MILAD PSLD yang ke-IV dan memberi pemahaman kepada mahasiswa UIN Sunan Kalijaga agar bisa bersinergi dengan teman-teman mereka yang difabel, agar tercupta kampus UIN yang Inklusi.
Seminar ini menghadirkan narasumber Agus Nuryatno, Ph.D, - dosen fakultas Tarbiyah UIN Sunan kalijaga – yang menyampaikan pendidikan inklusi sebagai upaya mengembalikan humanitas pendidikan, Mujimin, M.Pd - ketua program PLB UNY- yang berbicara tentang aspek kebijakan pendidikan tinggi berkaitan dengan difabel, Risna Utami, SH, IHPM - direktur UCPRUK Yogyakarta – yang menyampaikan pengalamannya sebagai difabel yang sudah menempuh pendidikan tinggi dan Abdul Kholid, President Mahasiswa UIN.
Acara dimulai pukul 08.00 yang dibuka oleh narasumber pertama, Agus Nuryatno. Menurutnya, pendidikan inklusi tidak sekedar pendidikan biasa tanpa nilai dan komitmen, tapi didalamnya terkandung muatan dan komitmen terhadap persoalan keadilan, kesetaraan dan kemanusiaan. “sistem pendidikan inklusi harus diperjuangkan, bukan untuk dimintakan belas kasihan,”tandasnya.
Seminar ini menghadirkan narasumber Agus Nuryatno, Ph.D, - dosen fakultas Tarbiyah UIN Sunan kalijaga – yang menyampaikan pendidikan inklusi sebagai upaya mengembalikan humanitas pendidikan, Mujimin, M.Pd - ketua program PLB UNY- yang berbicara tentang aspek kebijakan pendidikan tinggi berkaitan dengan difabel, Risna Utami, SH, IHPM - direktur UCPRUK Yogyakarta – yang menyampaikan pengalamannya sebagai difabel yang sudah menempuh pendidikan tinggi dan Abdul Kholid, President Mahasiswa UIN.
Acara dimulai pukul 08.00 yang dibuka oleh narasumber pertama, Agus Nuryatno. Menurutnya, pendidikan inklusi tidak sekedar pendidikan biasa tanpa nilai dan komitmen, tapi didalamnya terkandung muatan dan komitmen terhadap persoalan keadilan, kesetaraan dan kemanusiaan. “sistem pendidikan inklusi harus diperjuangkan, bukan untuk dimintakan belas kasihan,”tandasnya.
0 komentar:
Posting Komentar