18 Desember 2011,,
Ada sebuah kisah disini, ketika usia kita tak lagi muda, aku merasakan kepedihan untuk pertama kalinya. Mungkin memang kau bukan yang pertama untukku, namun kau adalah cinta pertamaku. Dua tahun lalu, awal perjumpaan kita, aku masih terlalu ragu untuk memilih cinta yang satu persatu mulai hadir dalam kehidupanku, mereka memintaku untuk menjadi begian dari hidupnya dan menyempurnakan cinta yang mereka beri. Saat itu, aku selalu berfikir mengapa aku harus memilih, bahwa memilih itu menyakitkan.
Akhirnya aku berjumpa denganmu. Disuatu hari saat aku tengah jenuh dengan obrolan "Cinta" kau hadir dan bukan ingin menyuguhkanku sebuah 'cinta' namun 'persahabatan'. Dalam dirimu aku menemukan keluarga baru yang begitu memperhatikanku. Lambat laun persahabatan ini terjalin, kita bisa saling memahami dan mengerti satu sama lain. Bahkan, setiap hari aku tak sabar untuk bisa bertemu denganmu agar kita bisa saling share tentang apapun yang terjadi dalam hidup kita. Tentang masa lalu, tentang mimpi, dan tentang harapan dimasa mendatang. Hingga akhirnya, aku belajar menyukaimu. menyukai cerita-ceritamu, menyukai mimpi-mimpimu, dan menyukai apa yang ada pada dirimu. Tak sadar aku mulai merasakan rindu kala waktu tak mengizinkan kita untuk bertemu. Meski aku tau rasa suka ini bukan perasaan cinta melainkan kebahagiaan yang aku rasakan karna memiliki keluarga baru dikehidupanku, aku benar-benar menikmati masa-masa itu.
Pada akhirnya kau mulai menginginan cintaku bersamamu. Saat itu, aku berani bilang 'tidak' atas ketidak siapanku menjalin sebuah hubungan yang lebih dari persahabatan. Hingga ketika aku merasakan kehampaan yang mendalam dalam hatiku, kau meminta cintaku lagi. Dan aku menerimamu. Awalnya aku begitu ragu untuk melangkah bersamamu. Aku tak memiliki cinta yang utuh kepadamu. Namun seperti air yang menumbuhkan tanaman, kau menghidupkan cintaku untukmu. Butuh waktu lama untukku mampu berkata "aku mencintaimu", bahkan terlalu lama, namun kau tak pernah menyerah untuk meyakinkanku atas cinta yang kau beri.
Setapak demi setapak aku bulatkan tekat ini untuk mencintaimu. meski aku tak mampu menyiratakan perasaanku lewat ucapan "aku mencintaimu" namun aku selalu berharap bahwa perasaanku teramat tulus kepadamu. Karena cinta yang kau beri, aku belajar memberi dan menerima, belajar berbagi dan menepis egoku yang terkadang selalu kukuh mempertahankan keinginanku. Cintamu mengajarkanku banyak hal tentang hidup. Kau mampu membuatku jatuh cinta.
Kebahagian demi kebahagiaan aku rasakan bersamamu. Meski tak jarang aku menangis dan kesal atas kelakuanmu. Namun inilah cinta. Cinta yang akan menjadi sebuah cerita dimasa depanku. Menjadi jalan untukku belajar dewasa, memahami dan berbagi. Cintamu semakin menghangatkan hidupku.
Setelah hubungan ini berjalan cukup lama, kau mulai sering merajuk atas kesibukanku. ya, aku memang seorang aktivis kampus, terlalu banyak kegiatan yang aku ikuti hingga terkadang aku sering melupakan kebersamaan kita. jangankan bertemu setiap hari, untuk bertemu 1 minggu sekalipun susah. Terkadang, kau harus memarahiku dulu sehingga aku menyempatkan diri bertemu denganmu. meski hanya sekejap. Kau bilang, kebersamaan denganku tak sebanding dengan apa yang telah kau berikan. Karena kebersamaan kini terasa semakin mahal. Bahkan kau tak mampu membelinya. Aku selalu tersenyum mengingat ucapamu itu.
Hingga Akhirnya, atas keegoisanku, aku memimlih untuk berhenti menjalani cinta ini. Meski aku teramat mencintaimu, sangat menyayangimu. Aku merasa terlalu bersalah karena selalu membuatmu merajuk atas kesibukanku. Aku sadar, aku tak mampu membuatmu bahagia sekalipun aku begitu mencintaimu. Cintaku tak mampu menyempurnakan cintamu. Aku yang bersalah atas cinta ini, dan kau yang selalu mengalah dengan cinta yang kau beri. Aku tak kuasa selalu menyakitimu setiap kali kau butuh dan aku tak ada. Aku tak sanggup melihatmu yang selalu mengalah setiap kali aku mempertahankan egoku. Mengapa kau tak pernah mengerti bahwa aku ingin dilawan? Aku ingin melihat sosok kepemimpinanmu atas ragaku? Aku tak ingin selalu menang dan seakan-akan menindasmu..
Semua telah berakhir. menyisakan kepingan-kepingan kisah cinta dalam kefanaanku. Aku hanya mampu mengemas kisah ini dalam memori kehidupanku. Jika nanti kita dipertemukan dimasa depan, aku ingin kita bertemu saat aku telah mampu berfikir dewasa, dimana aku tak lagi mempertahankan keegoisanku atas kesibukanku, dan saat aku tak lagi sungkan untuk berkata "AKU MENCINTAIMU".
Creat by : Drara Novia
0 komentar:
Posting Komentar