Job Seeker #Part XIII

Haii Guys.. Aku memutuskan untuk berhenti. Aku tau mungkin ini keputusan yang kurang bijak, aku memiliki tanggung jawab dan tetap harus mencoba menyelesaikan apa yang menjadi tugasku. Hmm. Tapi aku telah menyelesaikannya. Semua urusan kantor sudah aku selesaikan. Begitu pula dengan keputusanku. Aku telah mengutarakannya kepada pimpinan.

Sesuatu yang di paksakan tidak akan menuai hasil yang baik. Itulah yang saat ini aku pikirkan. Aku tidak akan bisa berkembang manakala aku tidak menikmati pekerjaanku. Minimal aku harus mencintai pekerjaanku. Tapi sampai detik ini aku tak bisa melakukannya.

Tekad sudah aku mantapkan. Hari itu juga aku ke kantor dengan membawa sepucuk surat resignku. Sangat berat. Aku tau ini sangat sulit. Mengingat kebaikan rekan-rekan kerjaku. Lingkungan kerja yang kondusif dan gaji yang cukup. Namun, hati nurani tetap mengajakku keluar. Dengan segenggam keberanian aku mengajukannya ke pimpinan. Mencoba menjelaskan duduk permasalahanku. Sekali lagi, tekadku sudah bulat. Aku berhenti.

Setelah ini, aku tahu apa yang akan terjadi. Keluarga kecil di kota ini yang menyambutku pulang tanpa ekspresi, dia yang berubah dingin dan keras seperti batu, dan rekan kantor yang menitikan air mata satu-satu. Ku nikmati setiap sudut ruang kerjaku. Bau khas aromatherapy yang menyeruak rongga penciumanku, tirai putih dan bunga lily yang mempercantik penglihatanku, dan lukisan perdesaan yang terpajang tepat di samping meja kerjaku. Haru. Sejenak mengubah keputusanku. Tapi tidak! Aku telah memutuskan, dan aku memilih tetap berhenti. Aku bersiap pulang.

Kalian, terima kasih untuk waktu dan kebersamaan ini. Juga untuk memory indah yang tertanamkan. I’m Thankful.
Aku percaya, ridho orang tua yang utama. Dan di depan sana Tuhan telah menyiapkan satu kursi untukku. Thanks God.

Ya Alloh, Allohumma yassir walaa tu’assir.

*Tobe Continue


_Mrs. Dy

0 komentar:

Posting Komentar


up