H-2



*Dua hari menjelang hari-H*

Aku tertunduk diantara kerumunan orang. Wajah lelah karna menunggu dan mata sayu karna rasa kantuk yang mendera. Itulah yang aku baca dari garis wajah mereka. Pun pada wajahku sendiri. Tak ada satupun letupa. Tak  ada suara lantan semangat. Tak ada canda tawa. Semua diam. Bisu. Menikmatai detik kesunyian yang mengisi waktu mereka. 

Hanya satu yang membuat mata mereka berpaling atau sedikit tersadar dari rasa kantuk. KERETA.

Sama halnya denganku. Aku merasa apa yang mereka rasa. Duduk, diam, menikmati suasana. Hanya saja, aku memutuskan untuk mmengangkat pena dan menorehkannya pada lembaran putih agar menjadi makna. Cerita. 

-Dua hari menjelang hari-H-

Rasa ini masih sama. Takut, gelisah, tak elera. Aku berselera. Aku seperti hendak berlari dari mimpiku. Mimpi yang seharusnya indah seperti keinginanku.

Angin yang berhembus pelan membuat kekhusu’anku menulis kian tajam. Tak ku perdulikan deryait kursi sebelah yang kian kencang oleh beban di atasnya. Tak perduli banyak orang berlalu lalang sembari menatapku heran. Tak perduli suara Hp terus menggoda kosentrasiku. Yang ada di benakku hanya satu. Menulis. Dengan ini aku merasa mampu keluar dari kehidupan nyataku. Menciptakan hidup seperti di alam mimpiku. Meski hanya lewat sebuah coretan tak bernyawa.

Pukul 00.00. aku meninggalkan jum’at berkahku. Ini artinya selangkah lagi aku akan berada di dalam kereta itu. Kereta yang akan mengantarkanku menuju alam nyata yang tak ingin ku jalani. Mampukah aku?

_Mrs. Dy

0 komentar:

Posting Komentar


up