Mengapa
Alloh menciptakan perbedaan kasta dan derajat manusia dimata sesama?
Hari ini saya terus
melihat manusia-manusia hebat itu. Ia berjuang melawan arus keras kehidupan. Sepanjang
jalan menuju stasiun, mata saya tak berhenti menemui manusia-manusia super itu.
Super? Yah, menurut saya merekalah sosok pahlawan yang sebenarnya. Sosok pahlawan
yang pergi mencari sesuap nasi untuk orang-orang yang dicintainya. Entahlah. Apa
dia sempat memikirkan dirinya sendiri.
Mengapa
ada kasta dalam hidup? Sepenting itukah harta dimata manusia?
Manusia super itu
berjalan tertatih mendorong gerobak sampah miliknya. Ia tampak bersimbah peluh
dan berselimut lelah. Mata ini tak tega melihat pemandangan itu. Detak jam yang
menunjukkan tengah malam, namun mereka masih semangat mengais rezeki. Subhanalloh.
Pemandangan kedua
yang saya saksikan yakni manaka la tepat berada di sebuah stasiun sembari
menunggu kedatangan kreta yang delay satu jam. Saya kembali meliat manusia
super di sana. Adalah penjaga peron yang berebut membantu penumpang hanya
dengan upah Rp. 20.000,- perhari. Masyaalloh.
Saya ingin menangis
sejadinya. Ingin berteriak sekencangnya.
Alloh!
Mengapa Engkau meciptakan batas pada hamba-hamba yang Engkau ciptakan. Mengapa ada
si miskin dan si kaya. Batas itu terlihat sangat nyata Alloh.
Saya tak tega
melihatnya. Memilih untuk berpaling dan memejamkan mata. Saya malu pada diri
sendiri yang masih selalu merasa kurang.
Alloh,
maafkan hamba ini.
Kreta mulai
berdatangan. Petugas peron mulai berhamburan menyerbu penumpang untuk
menjajakan tenaganya mengangkat barang bawaan. Lagi-lagi saya termenung
dibuatnya.
Sosok itu, dari
sekian banyak petugas peron yang berhamburan. Lelaki renta yang tampak lelah,
bersandar pada tiang tangga yang difungsikan untuk penumpang naik ke atas
kreta. Tubuhnya yang kecil dan matanya yang sayu membuat saya hanyut lebih
dalam. Hati ini mengiba dengan sangat.
_Mrs. Dy
0 komentar:
Posting Komentar