Faktanya mungkin harus lebih belajar lagi untuk memahami kehidupan.. Yappp, karena nggak semua hal bisa berjalan sesuai sekenario yang telah kita buat. Nggak semua hal berawal dan berakhir sesuai kehendak. Seperti kisah ini...
Tentang aku, ya ini aku yang sedang dilanda rindu.. Mungkin terdengar lucu ketika aku berubah menjadi pribadi yang sendu, aku menjadi sosok lain yang terlalu membutuhkan asupan energi dari kehadirannya. Aneh!! Aku sendiri sama sekali tak menginginkan untuk berubah seperti ini. Tapi sekali lagi ini fakta. Aku kehilangan kendali atas tubuh dan perasaanku sendiri. Hiikss Hikkss
Berawal dari kesiapannya memenuhi semua egoku. Sebuah ego yang sama sekali tak pernah aku rencanakan. "Mengenalku dari orang-orang sekitarku". Dia bertemu keluarga dekatku, teman-teman sejawatku, dan orang-orang terdekatku. Begitulah caraku memperkenalkan hidup dan kepribadianku. Karna jika diruntut lebih dalam, bukan kita yang bisa menilai diri kita namun orang lain. Orang-orang di sekitar kita yang banyak berkomunikasi dengan kita. Sekali lagi, ini fakta. Aku merasa menjadi pribadi terhambar di Dunia. Apa dia bisa bertahan lebih lama mengenalku?
Senja, begitu aku menyambutnya. Karna senja hanya datang pada waktu yang amat singkat. Namun bermakna. Dia akan hadir setiap hari, meski tak setiap waktu dapat ku nikmati rona jingganya. Senja, itu mengapa aku begitu menyukainya.
Dan kini, setiap hari aku akan menghabiskan waktu soreku di dalam Perpustakaan kampus. Jangan dikira aku seorang kutu buku yang dengan tekun melahap seluruh isi buku" disana. BUKAN. Aku berjalan menuju lantai teratas Perpustakaan dengan membawa buku catatan dan laptop greeny kesayanganku. Menunggu senja di ufuk barat sambil membuat draft singkat berupa artikel maupun kisah-kisah fiksi. I'm a Journalist. Saat hari mulai petang, aku baru memutuskan untuk kembali ke rumah. Begitulah hari-hariku kini. Karena Senja, Aku belajar mencintainya..
Hari berlalu, aku mulai berfikir ini benar-benar berat dijalani. Aktifitasku, kesibukannya, keterbatasan, jarak, komunikasi, ego hati, semuanya menjadi rentetan tajam yang menjadi satu muara bernama "Rindu" meski akhirnya tak pernah bisa tersampaikan. Entahlah, aku memilih diam dan belajar lebih mengerti keadaan. Dan baru pertama kali aku melakukan ini. Mungkin tekadku atas cinta yang sederhana benar-benar aku terapkan. Belajar untuk menekan perasaan yang kadang menggebu atas rindu di dalam kalbu. Belajar untuk bersikap biasa saat rasa khawatir menyesap halus di dinding fikiranku. Belajar dan terus belajar lagi. Sampai masanya aku bisa memiliki perasaan ini seutuhnya. Aku akan belajar menguatkan hati dan menajamkan perasaan. Untuk lebih mengerti, memahami dan menjadi Dewasa di sampingnya..
_Mrs. Dy
0 komentar:
Posting Komentar