Sepucuk Surat yang Tak kan Usang


Assalmualaikum Wr. Wb.      

Teruntuk calon mertua yang terkasih,

Kiranya putra kalian sudah memberitahu keberadaan ananda di dalam kehidupannya. Tapi, kali ini ananda ingin menyampaikan secara langsung siapa dan bagaimana ananda. Ananda tak ingin, kalian kecewa dengan status yang mungkin tak sama diceritakan oleh putra kalian. Ananda hanya ingin menyampaikan kejujuran. Inilah ananda, yang insyaalloh akan menjadi calon menantu kalian.

Ayah Bunda yang terhormat, ananda hanyalah seorang gadis kecil yang lahir dari keluarga yang tak lengkap. Keluarga ananda bercerai sejak ananda masih sangat belia. Entah atas alasan apa, beberapa versi ananda dapat dari sumber yang berbeda pula. Ananda besar dengan seorang nenek yang kerap ananda sapa ibu. Beliaulah yang membesarkan ananda, menjadi guru ananda, mengajarkan ananda kasih sayang dan memberikan sepercik ajaran moral dan agama di kehidupan ananda.  Ananda tak hidup dengan Mamah ananda. Bukan apa-apa, hanya saja beban hidup Mama pasti akan lebih berat mengingat ananda terdiri dari tiga bersaudara. Ananda sendiri merupakan anak nomor dua.

Bunda yang tersayang, maafkan ananda telah membuat putra yang Bunda lahirkan mencintai sosok ananda. Ananda yang serba terbatas. Ananda yang tak memiliki apapun untuk dibanggakan. Ananda yang memiliki banyak kekurangan. Maafkan ananda.

Ayah yang bijaksana, jika memang Ayah tak ridho putra Ayah bersanding dengan ananda, ananda akan coba melapangkan hati. Ananda akan melepaskannya, yah. Bukan berarti ananda tak berniat serius dengan putra Ayah. Namun, ananda sangat menghargai keputusan Ayah. Ayah pasti menginginkan putra yang Ayah banggakan sedari kecil selalu mendapat yang terbaik dalam hidupnya. Putra yang sejak kecil Ayah didik dan Ayah ajarkan banyak hal, mendapatkan pasangan hidup yang sesuai dengan statusnya. Ananda sangat menghargai Ayah. Itu saja.

Ayah dan Bunda terkasih, sejak kecil ananda terbiasa hidup susah. Bukan soal materi, namun tentang status sosial keluarga ananda. Ananda terbiasa menelan pahit getir kehidupan. Mungkin akan berbeda dengan putra kalian. Mama ananda bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita di berbagai Negara, seperti Malaysia dan Taiwan. Itu semua, agar Mama dapat menopang kehidupan kami. Karena, meski ananda dibesarkan oleh Ibu, namun biaya hidup dan pendidikan ananda sedari kecil tetap dipenuhi oleh Mama. Ananda tak pernah malu memiliki wanita super seperti Mama, meski tak jarang ananda mendapat cemoohan dari teman-teman tentang status Mama. Siapa yang perduli, bagi ananda asalkan itu halal itu tetap rezeki dari Tuhan.

Kali ini, Ayah dan Bunda pasti bertanya-tanya dimana Ayah ananda?. Ayah yang ananda panggil Papa bekerja di Dinas Sosial di daerahnya. Beliau orang yang sangat penyayang, hanya saja mungkin Papa dulu khilaf sehingga bercerai dengan Mama. Itu yang ananda simpulkan dari penuturan orang-orang tentang perceraian Mama dan Papa. Ananda takut ananda hanya akan berprasangka buruk jika meng-amini salah satu cerita mereka. Semenjak bercerai, Papa tak lagi mengunjungi kami. Papa menghilang dan membuat kami kehilangan sosok ayah dalam hidup kami. Tapi lagi-lagi ananda bersyukur, karena kepergian Papa ananda belajar untuk tegar dan dewasa. Dari kabar yang ananda dapat, Papa memiliki nasib yang cukup beruntung, dan kini sudah memiliki keluarga baru dengan dua orang putrinya. Ananda ikut senang dengan berita itu. Meski ananda tak pernah mendengar secara langsung dari mulutnya. Hanya sekelumit informasi yang ananda dapat dari social media. Tak masalah, bagi ananda yang terpenting Beliau masih hidup dan berbahagia dengan kehidupannya.

Ayah dan Bunda, demikian seberkas kisah yang dapat ananda sampaikan. Sekarang, sudikah kiranya kalian menerima ananda yang tak sempurna ini? Pantaskah ananda bersanding dengan putra kalian? Karena jujur, ananda masih merasa tak pantas untuk itu. Ananda belum memiliki apapun untuk kalian banggakan.

Jika memang Ayah dan Bunda tak berkenan, izinkan ananda mengundurkan diri untuk menjadi calon istri putra kalian. Meski di palung hati ananda sangat mencintai putra kalian. Namun cinta ananda untuk sang maha pencipta cinta akan ananda pupuk lebih dalam, agar ananda tak pernah gentar kehilangan cinta-cinta yang fana. Sampai ananda benar-benar menemukan cinta yang pantas bersanding dengan ananda yang penuh kekurangan ini. Ananda rela Ayah, Bunda. Ananda akan tetap berdoa untuk kebahagiaan putra kalian. Dan ananda akan pergi dengan baik-baik. Percayalah, ananda bukan wanita pendendam yang ingin memutuskan tali silaturrahmi dengan kalian.

Ananda mohon diri. Semoga perkenalan singkat ini bisa menjadi bahan pertimbangan ke depannya. Mohon maaf hanya lewat sepucuk surat yang tak kan usang ini ananda bercerita. Terimakasih Ayah dan Bunda sudah berkenan membacanya.Hormat ananda.

Wasslamualaikum Wr. Wb. 

0 komentar:

Posting Komentar


up