“Saudari Drara Novia Dwi Astrini dinyatakan LULUS!”
>>
08 April 2013
Pagi
pukul 03.00 WIB seperti biasa aku melakukan rutinitas harianku. Bertahajud lalu
melanjutkan belajar hingga shubuh menjelang. Hari ini memang hari yang cukup
penting dalam sejarah kehidupanku. Kenapa? Karena hari ini aku akan mendapat
gelar dan status baru. Gelar sarjana dan status fresh graduate S.Ikom menambah
rentetan nama belakangku yang sudah cukup panjang. Setelah satu bulan ini aku
bergelut dengan satu kata yang menentukan hari ini. Skripsi!
Mungkin
akan berbeda dengan orang lain, aku menganggap skripsi hanyalah sebuah tugas
kampus yang akan aku kerjakan jika aku mau. Terkadang, aku bisa menyelesaikan
revisi dari dosen hanya dalam waktu semalam. Namun jika aku enggan mengerjakan,
maka aku tak akan menyentuhnya sama sekali. Skripsi yang menjadi sebuah karya
monumental mahasiswa seakan tak begitu berarti untukku. Karena aku selalu
menilai akan sangat tidak adil jika waktu satu bulan untuk mengerjakan skripsi
mengalahkan tiga setengah tahun perjuanganku sebagai Mahasiswi di kampus putih
ini. Itu sebabnya aku tak terlalu antusias mengerjakannya.
Jika
melihat kebelakang, aku cukup dipermudah oleh yang Kuasa. Berawal saat aku
megajukan satu judul skripsi dan langsung mendapat ACC dari Dosen pembimbing
akademik ku. Kemudian, aku memperoleh pembimbing skripsi yang sudah seperti
ayah sendiri hingga akhirnya aku mendapat penguji seminar yang memang cukup
dekat denganku. Yaaach, Just Lucky!
Hanya butuh waktu satu minggu pasca pengajuan judul, aku mengajukan diri untuk
seminar proposal. Dan great!
Pembimbingku meng-ACC dan seminar berjalan sangat lancar.
Lepas
seminar, aku sedikit mengendorkan urat sarafku untuk mengerjakan skripsi. Aku
berusaha menikmati detik-detik terakhirku berada di Kampus putih ini. Sebuah
kampus yang memberiku nama baik dan mengajariku banyak hal. Kampus perjuangan!
Kampus yang menorehkan banyak kenangan manis didalamnya. Persahabatan,
persaingan, hingga kisah percintaan. Semua terbingkai indah menjadi sebuah
cerita yang tak ada habisnya untuk diceritakan. Terlalu indah!
Satu
minggu pasca seminar, aku melakukan penelitian di kota Kretek. Hampir dua
minggu aku berada di sana. Padahal aku hanya membutuhkan waktu dua hari untuk
menyelesaikan penelitianku. Refresh!
Itu yang ada di benakku. Aku ingin lebih lama berada di kota ini. Satu kota
yang mungkin tak lagi aku singgahi ke depannya. Dan di kota ini aku menemukan
keluarga.
Usai
penelitian, aku kembali menikmati draft skripsiku. Revisi demi revisi aku
jalani tanpa beban. Hampir dua hari sekali aku menemui dosen pembimbingku untuk
meminta arahan. Beruntung karena aku bisa leluasa datang ke rumah beliau. Itu
sebabnya selama mengerjakan skripsi aku tak pernah konsultasi dengan pembimbing
di Kampus. Hal itu yang menjadi pemicu pertanyaan banyak dosen lainnya. Tak
jarang mereka bertanya, “Skripsi kamu gimana Ra, kok nggak ada kabarnya?”
“Waah, kenapa belum skripsi Ra?” “Besok kalau sudah tertarik skripsi
pembimbingnya Bapak saja ya” “Dek, yang lain sudah mulai skripsi kok kamu
tenang-tenang saja?” dan masih banyak komentar lain. Aku yang ditanya hanya terdiam
enggan menanggapi. “Saya sudah hampir selesai pak, bu!,” batinku tergelak.
Kurang
lebih selama dua minggu aku berkutat dengan revisiku. Waktu dua minggu itu aku
habiskan lebih banyak untuk menulis artikel dan novelku. Setiap harinya aku
hanya menyisihkan waktu dua hingga tiga jam untuk mengerjakan skripsi. Sisanya free time! Dan kini tanggal 08 April
2013 aku bersiap untuk duduk di kursi persidangan. Menjelaskan isi skripsiku
dan menjabarkan hasil risetku.
Sekali lagi just Lucky! Tapi entahlah, apakah ini tepat dikatakan sebuah keberuntungan. Skripsi ku dinobatkan sebagai trendseter di fakultas. Pasalnya aku menggabungkan ilmu umum dengan ilmu agama yang aku analisis menjadi satu kesatuan “integrasi-interkoneksi” keilmuan. Dari keistimewaan itu penguji yang biasanya hanya dua orang, khusus untuk pendadaranku menghadirkan empat orang penguji. Aku sempat khawatir di awal. Namun, setelah dipikir lebih dalam apa yang harus aku takutkan. Ini murni skripsiku, aku melakukan penelitian dan analisis sendiri. Jadi apa yang aku cemaskan?
Sekali lagi just Lucky! Tapi entahlah, apakah ini tepat dikatakan sebuah keberuntungan. Skripsi ku dinobatkan sebagai trendseter di fakultas. Pasalnya aku menggabungkan ilmu umum dengan ilmu agama yang aku analisis menjadi satu kesatuan “integrasi-interkoneksi” keilmuan. Dari keistimewaan itu penguji yang biasanya hanya dua orang, khusus untuk pendadaranku menghadirkan empat orang penguji. Aku sempat khawatir di awal. Namun, setelah dipikir lebih dalam apa yang harus aku takutkan. Ini murni skripsiku, aku melakukan penelitian dan analisis sendiri. Jadi apa yang aku cemaskan?
Waktu
terasa cepat berlalu, adzan shubuh mulai berkumandang. Aku bergegas mengambil
air wudhu dan bersujud panjang. Pagi ini aku mendapat banyak pesan singkat dari
keluarga dan sahabat dekat. Setidaknya motivasi mereka cukup mengisi stamina
dan menambah semangat ku menyambut hari ini. Barokalloh! Semoga hari ini menjadi
hari yang bersejarah untukku.
Tepat
pukul 07.00 aku berangkat ke Kampus. Mempersiapkan diri untuk sidang hari ini.
Beruntung, kakak angkatanku banyak membantu persiapanku. Mulai dari bagaimana
bersikap saat presentasi, bagaimana menjawab pertanyaan, hingga hal-hal sepele
seperti menyiapkan ruangan dan menjemput ketua sidang dan penguji. Dia amat
membantu! Big Thanks for you sist...
Waktu
pun merangkak cepat. Tiba saatnya aku berdiri sendiri di ruang tertutup ini.
Hanya ada ketua sidang dan penguji yang menatapku tajam. Yaaach, aku tau itu
hanya sebuah gertakan. Aku segera memulai sidang pagi itu. Satu jam aku berada
di sana. Mempresentasikan isi skripsiku dan menjawab dengan singkat pertanyaan
penguji. Cukup melelahkan. Akhirnya, sambil menunggu keputusan sidang, aku
diminta keluar ruangan. Dan WAW!! Di luar sana banyak teman-teman dan adek-adek
angkatan yang menungguku. Menantikan keputusan terbaik dari ketua sidang. Aku
berhenti sejenak di depan ruang itu. sedikit terhenyak dan terharu. Entah untuk
alasan apa, Tuhan menciptakan terlalu banyak orang yang menyayangiku. Aku masih
terpaku saat pelukan itu menghangatkan sudut mataku. Gadis itu berbisik lirih,
mempererat pelukannya. “Selamat Ra!”. Akupun membalas erat pelukannya.
Sementara teman-teman yang lain tak sabar menanti ceritaku.
Tak
berapa lama, aku kembali dipanggil kedalam ruangan yang cukup luas itu. Aku
benar-benar tak merasa gentar sedikitpun. Kembali ku jatuhkan tubuh ini diatas
kursi sidang itu. satu persatu wajah dihadapanku ku amati. Mereka sibuk dengan
blanko penilaian dihadapan mereka. Sedangkan ketua sidang sibuk bercakap dengan
penguji di sampingnya. Mungkin membahas keputusan akhirnya. Suasana berubah
serius. Aku masih pada posisi yang sama. Menikmati dentuman suara-suara mereka
beradu satu sama lain. Hingga akhirnya :
“Saudari
Drara Novia Dwi Astrini, Anda dinyatakan LULUS!”
Aku
tak bergeming. Hanya tersenyum lega. Satu persatu dari mereka mengucapkan satu
dua patah kalimat yang menyatakan selamat. Samar aku mendengarnya. Pikiranku
tak lagi berada di sana. Aku ingin segera menghubungi satu nama. MAMA!
Usai
kami berfoto aku bergegas meninggalkan ruangan. Menyambut hangat ucapan demi
ucapan selamat dari teman-teman yang aku temui dan segera ku kirim pesan
singkat : “Mam, anakmu LuLus!” detik itu juga mama menelpon, memberi selamat
dan meluapkan rasa bangganya. Suaranya samar terdengar, aku tau itu karna
berbaur dengan riak dan airmatanya. “Mama, Terimakasih” hanya itu yang mampu
terucap lirih oleh bibirku.
Welcome to Real World Ra..!!
0 komentar:
Posting Komentar