Sebuah Monolog *Part II


Jadi apa salah jika aku ingin mempertebal keimananku?
Apa salah jika ingin ku kokohkan pondasi agama ini?
Aku ingin menjadi wanita yang bertahta di mata Tuhan!
Itu saja, sederhana
Namun sangat sulit untuk menuju ke arah sana
Apa bisa beri aku waktu sejenak?
Apa bisa aku memiliki ruhmu dalam doaku?
Detik ini aku bercermin, bertanya pada hati
Menjawab pertanyaanmu
Akan berapa lama aku bersiap? Sampai batas apa kau menunggu?
Bayangan di cermin itu tersenyum
“Sampai kau belajar lebih banyak bersyukur, dan itu tak akan lama”

Aku kembali bertanya
Apa selama ini aku tak cukup untuk bersyukur?
Wajah di cermin itu menerawang
“Cukup atau tidak kau mampu merasakannya. Hanya saja ketika kau bersyukur kau akan tetap istiqomah dengan jalan hidup kedepannya”

Aku mengangguk pelan
“Karena kau akan memulai kehidupan baru setelahnya. Ketika kau terus bersyukur, maka kebahagiaan akan sampai kepadamu. Kepada pasanganmu dan keluarga kecilmu”

Aku terisak
“Jangan jadikan pernikahan sebuah beban, jadikan ladang ibadah untukmu. Karena kau terlahir sangat mulia sebagai wanita. Kau akan dengan mudah menggenggam Surga jika kau menjadi wanita sholehah sebagai istri dan ibu dari anak-anakmu”

Aku membisu dalam tangis
“Jadilah bidadari bermata jeli, kau akan mendapat keberkahan dunia dan akhirat!”

Masih terpaku diam
“Sekarang, lihatlah sosok wanita di cermin ini. Dia bukan lagi gadis kecil yang bisa seenak hati bertindak. Dia telah tumbuh menjadi wanita dengan guratan tegas dimatanya. Dia sudah cukup pantas dengan status barunya. Maka yakinilah kau dapat menjalaninya dengan ikhlas. Ladang pahala telah menantimu di depan mata. Tak butuh waktu lama untuk belajar lebih banyak bersyukur. Bergegaslah! Lengkapi separuh dari agamamu!”

Pandangan mataku kabur menatap samar sosok lain di cermin itu. Aku mengangguk mantap. Aku siap menjalaninya! Aku menemukan jawabannya! 

_Mrs.Dy >> Inspiring by _Mr.Ky

0 komentar:

Posting Komentar


up