Pernahkah
kau bosan untuk hidup?
Pernahkah
kau benci dengan kehidupan?
Aku
pernah,
Yaa
aku pernah merasakannya. Bukan hanya sekali dua kali, namun berkali-kali.
Aku
hanya seorang wanita yang selalu mencoba hidup tegar dan dewasa.
Membantu
meringankan beban dan keluh kesah orang lain tanpa perduli dengan beban
hidupku.
Well,
bukan berarti aku tidak memikirkannya! Namun aku selalu berpikir aku bisa
menyelesaikannya sendiri.
Tanpa
harus mengeluh, bersumpah
serapah, mengaduh pada orang lain
Karna pada akhirnya aku harus tetap menikmati
ujian itu.
Namun
taukah, terkadang menjadi kuat itu melelahkan!
Aku
manusia biasa!
Aku
butuh bahu, aku butuh teman untuk berbagi, aku butuh sosok yang bisa
memotivasi!
Meski
akhirnya aku pendam dalam hati.
Tak
jarang aku bosan untuk hidup.
Hidup
yang terasa semakin rumit, pahit dan cobaan datang silih berganti tiada henti.
Bukan
karena aku tak tau diri, namun aku tak mengerti dengan alur Tuhan yang tak
pasti.
Mengapa
aku tercipta?
Pernah
juga aku merasa benci dengan kehidupan.
Ketika
satu persatu orang yang aku cintai menghilang dari hidupku.
Sosok
ayah yang seharusnya menjadi panutanku, sosok kakek yang begitu tulus menjagaku,
sosok nenek yang selalu asah asih dan asuh mendidikku, dan kini sosok mama yang
terlalu jauh dimataku.
Siapa
lagi setelah ini?
Aku
benci dengan kehidupan! Aku benci mencintai, dan aku benci ditinggalkan!
Benci?
Apakah satu kata yang tepat?
Tidak!!
Aku tak membencinya.
Aku
hanya takut. Yaaa, TAKUT!!
Aku
takut dengan kehidupan yang aku jalani, dengan rasa cinta yang ku miliki dan
kepastian bahwa suatu hari nanti aku akan ditinggalkan.
Semua
datang dan pergi dengan kenangan tersendiri.
Sangat
singkat, sangat cepat, sesakit ini...
Mereka
datang, menjadi satu nadi dan menyatu dalam darah kehidupanku.
Menghangatkan
setiap sel aktif dalam tubuhku.
Membuat
ceritanya sendiri, dan aku begitu menikmati alurnya.
Terbingkai
dalam tangga nada yang indah. Dan aku tak pernah bosan menyanyikannya.
Tuhan,
aku merindukan puing semangat kehidupanku.
***
Dibalik
itu...
Aku
bersyukur masih bisa merasakan ketakutan ini.
Dari
cobaan hidup yang aku jalani.
Aku
sadar!
Aku
tak harus mengeluh, karena Engkau selalu siap menjadi bahu saat aku bersujud
Aku
tak harus mengaduh, karena Engkau tak akan memberi cobaan diluar batas
kemampuanku
Aku
tak harus meratap, karena Engkau tinggal dekat dalam denyut nadiku
Karena...
Dari
perpisahan aku belajar makna pertemuan,
Dari
kesakitan aku belajar menjadi senyum dalam tangisan,
Dari
cobaan aku belajar lebih bersyukur menikmati segala yang Engkau berikan.
Meski
tak selalu indah, meski jauh dari harapan, aku percaya Tuhan, yang Kau tuliskan
adalah yang terbaik untuk masa depanku.
Tuhan... Ajarkan aku
bersyukur!!
0 komentar:
Posting Komentar