Belajar dari seorang supir angkot.
Bahwasanya rezeki tak akan berpindah tangan. Karena setiap orang telah mendapat
porsinya masing-masing. Dari mana asumsi diatas?
Beberapa hari ini saya tertarik untuk
mengamati laju kendaraan roda empat berwarna oranye yang banyak orang menyebutnya
“mikrolet” atau “kopata”. Saya sendiri lebih familiar dengan menyebutnya
“angkot”. Kendaraan itu menjadi kendaraan pribadi yang selalu mengantar jemput
saya setiap hari ke kantor. hehehe
Sedikit bercerita, di daerah saya tinggal
memang ada banyak angkot yang beroperasi. Masing-masing angkot memiliki
trayeknya masing-masing. Namun setiap trayek memiliki beberapa angkot. Sudah
pasti banyak angkot yang berlomba mencari penumpang. Tak jarang ada dua hingga
tiga angkot beriringan di trayek yang sama sehingga supir berusaha saling mendahului
untuk mendapatkan penumpang. Kejadian yang mungkin biasa di mata kita. Tapi
pernahkah kita renungkan hikmah di balik kerja keras supir angkot? Ya, ini soal
rezeki Alloh SWT.
Kalian pasti pernah denger, bahwa
sebenarnya rezeki masing-masing orang ada tepat di atas kepala kita. Tinggal
bagaimana kita ikhtiar dan menunggu titah Alloh untuk menurunkan rezeki itu di
tangan kita. Eitts, tentunya semua tak lepas dari kerja keras dan doa kita yang
harus selalu diperkuat. J
Kembali ke supir angkot...
Dari pengalaman sehari-hari saya naik
kendaraan umum itu, saya belajar satu hal. REZEKI. Bahwa Rezeki manusia sudah
ada yang mengaturnya. Masing-masing orang memiliki porsinya. Dan Rezeki tak
akan pernah tertukar.
Walaupun para supir angkot berlomba-lomba
mencari penumpang di tengah banyaknya kendaraan yang sama-sama satu trayek,
namun Alloh telah menitipkan rezekinya pada masing-masing supir angkot.
Meskipun angkot berjalan beriringan, jika Alloh tidak menghendaki penumpang
menaiki angkot yang berjalan di baris pertama, maka penumpang itu akan menaiki
angkot setelahnya. Bisa jadi saat angkot pertama melintasi suatu gang, si
penumpang belum terlihat batang hidungnya. Namun ketika penumpang muncul di
area gang, angkot berikutnya melihat dan akhirnya rezeki datang kepadanya.
Begitu seterusnya. Roda kehidupan berputar dengan adil. Sekali lagi Alloh
menempatkan rezeki sesuai porsinya. Dan jangan sekali-kali kita mengeluh dan
mengaduh akan rezeki Alloh. Karena sesungguhnya udara yang kita hela hingga
detik ini, dan nikmat sehat yang kita rasakan saat ini, merupakan rezeki yang
seringkali terlupakan bahwa ia adalah rezeki termahal.
Mari kita sejenak merenung. Semoga Alloh
senantiasa melimpahkan rezeki kepada kita hamba-hambanya. Barokalloh ^_^
_Mrs. Dy
0 komentar:
Posting Komentar