Renungan Sesi IV : Seekor Burung

Jika kita sedang mengalami kesulitan hidup karena terhimpit beban materi, belajarlah dari seekor burung. Apa yang bisa kita pelajari dari seekor burung? Yuk di simak ...

Setiap pagi seekor burung keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Ia sama sekali tidak memiliki tujuan ke mana dan di mana ia harus mendapat makanan. Karenanya, tak jarang ia pulang dengan tangan hampa. Ia tak dapat membawa makanan untuk dirinya sendiri dan keluarganya. Namun, terkadang ia bisa pulang dengan perut kenyang dengan membawa makanan untuk keluarganya juga. Ia bahkan terbiasa ‘puasa’ karena makanan yang ia peroleh hanya cukup untuk keluarganya. 

Seekor burung sering kekurangan dan kelaparan karena ia tidak memiliki ‘kantor’ yang tetap. Sedangkan, lahan tempat ia mencari makan telah banyak di serobot dan di rusak manusia. Tapi lihatlah! Seekor burung tidak pernah mencoba bunuh diri. Ia tidak pernah dengan sengaja terbang menukik dari ketinggian dan membenturkan kepalanya ke batu cadas. Ia tidak pernah menenggelamkan diri ke dalam sungai. Ia juga tidak pernah dengan sengaja menabrakkan diri ke arah mobil yang sedang melaju di jalanan. Seekor burung selalu optimis dan yakin akan rezeki yang Tuhan janjikan.

Meski sedang kekurangan dan kelaparan, seekor burung tetap berkicau merdu dan menyambut hari dengan riangnya. Ia tampak menyadari siklus kehidupan. Adakalanya ia berada di atas, mendapat banyak makanan dan memiliki rezeki yang lebih. Namun adakalanya juga ia berada di bawah. Menahan lapar, dan hidup kekurangan. Hidupnya seringkali terancam punah. Tapi ia tak pernah mengeluh. Ia tetap menjalani harinya dengan rasa syukur.


Belajar dari seekor burung. Ini bukan soal membandingkan kemampuan manusia dengan hewan. Karena, kita tau persis bahwa hewan hanya memiliki naluri sedangkan manusia diberi akal untuk berpikir. Manusia adalah mahluk Tuhan paling sempurna. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita mulai mentelaah seberapa optimis kita dalam menjalani hidup? Jangankan kita yang memiliki akal sehat, seekor burung yang hanya punya naluri aja pantang menyerah. Mengapa kita tidak? 

Mari berbenah..

_Mrs. Dy

0 komentar:

Posting Komentar


up