Would u like...

Pada kenyataannya aku masih anak kecil. Ya, kau jelas-jelas memilih gadis yang masih belum berfikir dewasa. Itu aku. Aku yang kekanak-kanakan dan hanya selalu berusaha mengimbangi mu. Tapi tetap saja tak bisa. Aku gagal.

Jadi maaf jika dihari-hari ke depan aku akan sangat bergantung padamu. Maaf juga untuk aku yang masih butuh banyak bimbingan atas sikapku. Maafkan atas kesalahan dan kesalahan yang selalu aku lakukan terhadapmu. Maaf atas khilaf dan egoku.

Jadi jangan berfikir untuk menjadi aku. Kau tau, aku tak pernah dididik untuk melakukan kesalahan. Bukan! Mungkin ibu terlalu memanjakanku sehingga tak pernah mengajariku untuk belajar dari kesalahan. Sepenuhnya kau benar. Aku tak bisa menjadi pribadi yang lebih baik jika aku tak pernah salah. Tapi kali ini aku benar-benar merasa bersalah. Maaf.

Maka, apa masih pantas aku berada di sampingmu? Sedang, susah payah langkah ini untuk berjalan di sisimu. Aku lambat! Aku tertatih untuk berpijak. Aku selalu tertinggal. Kau bahkan setengah berlari. Jadi apa pantas? Apa sudi kau terus mengalah atas egoku? Bukankah kau bilang semua punya batas? Aku, mengapa demikian lurusnya didikan untukku. Aku bahkan tak mengerti kerasnya hidup.

Kau, Trimakasih atas pelajaran yang kau berikan. Sudikah kau terus disampingku?


0 komentar:

Posting Komentar


up