MAJT - Wisata Religi Jawa Tengah

Ada yang tau berapa jumlah tempat bersejarah di kota semarang?

Emmm.. Sebenarnya saya juga nggak tau (nahloo..) tapi setelah ngintip beberapa mili ke kakek saya, tepatnya kakek google saya dapat jawabannya! (Yeeaach..)

Usut punya usut nih di Kota Atlas ini memiliki beberapa tempat bersejarah, seperti : Lawang Sewu, Kota Lama, Pantai Marina, Taman Budaya Raden Shaleh, Masjid Agung Jawa Tengah, Klenteng Sam Poo Kong dan masih banyak lagi deh!

Waaaah, mulai susun plan ini!! Hihi

Berhubung saya hobi traveling masih di hari yang sama yakni 19 Januari 2014, saya dan teman-teman memacu kendaraan (kaya Kuda ajeee) kami menuju MAJT. What is that? :o
Maklum anak gahol jadi agak miring lidahnya.. hehe


Masjid Agung Jawa Tengah. Waah, dari namanya aja udah keren. Tentu! Ornamen bangunannya juga nggak kalah kerennya lho. Kompleks masjid ini menurut salah seorang teman saya, mencapai 10 hektar dengan luas bangunan utama seluas 7.669 meter persegi. Menurut prasasti, masjid ini dibangun mulai 6 September 2002 dan diresmikan 14 November 2006. Saat sholat Ied, masjid dipadati pengunjung hingga ke pelatarannya lhoo. Informasi yang saya peroleh, MAJT ini dapat menampung sekitar 15 ribu jamaah. (waah, bisa bayangkan dong banyaknya kaya apa!).



Pembangunan MAJT ditandai dengan pemasangan tiang pancang perdana yang dilakukan Menteri Agama Ri, Prof. Dr. H. Said Agil Husen al-Munawar, KH. MA Sahal Mahfudz dan Gubernur Jawa Tengah, H. Mardiyanto. Pemasangan tiang pancang pertama tersebut juga dihadiri oleh tujuh duta besar dari Negara-negara sahabat, yaitu Arab Saud, Uni Emirat Arab, Qatar, Kuwait, Mesir, Palestina, dan Abu Dabi. Dengan demikian mata dan perhatian dunia internasional pun mendukung dibangunnya Masjid Agung Jawa Tengah tersebut.

Dengan gaya arsitektur perpaduan antara Jawa, Jawa Tengah dan Yunani, MAJT berhasil menarik perhatian masyarakat baik di wilayah Jawa Tengah sendiri maupun Luar Jawa dan Mancanegara (Eggmm, yang sering nonton TV pasti deh udah tau! Yap. Karena MAJT ini nggak kalah kaya artis-artis Indonesia yang sering nampang di layar kaca!). Gaya Timur tengah terlihat dari kubah dan empat minaretnya. Gaya Jawa tampak dari bentuk tanjungan dibawah kubah utama. Sedangkan gaya Yunani tampak pada 25 Pilar-pilar kolosium yang dipadu dengan kaligrafi yang indah.

Menjelang sore, saya terpesona menyaksikan sinar matahari yang menerobos di sela-sela bangunan dan pilar-pilar. Di antara sinar jingga, masjid berhiaskan warna dominan putih, ungu dan keemasan ini semakin cantik. (Fantastis!!)

Penasaran kan yang belum pernah menyambangi MAJT ini. Untuk mengurangi penasaran kalian ayook kita simak foto-fotonya dulu. (Time to Narsis! Hehehe)














Sam Poo Kong - Klenteng Bersejarah...

Holla Sista Broda.. Setelah kemaren jalan-jalan ke Kota seberang, untuk menikmati wisata alam dan kuliner di desa Lolong, sekarang kita pindah jalan-jalan di Negeri sendiri. Upps, maksudnya kota sendiri. Hihhii

Hari ini tepatnya tanggal 19 Januari 2014, masih dalam nuansa libur tahun baru (telat..), saya bersama rekan-rekan kantor saya (kali ini yang mude-mude) jalan-jalan menjelajahi setiap sudut dan ruang kota Semarang. Eh, berasa lebay deh. Maksudnya ke beberapa tempat wisata di kota Atlas ini. Yaap! Kita akan kupas satu persatu. (kaya bawang aja kupas-kupasan) :D

Perjalanan pertama kami setelah nyaris selalu gagal karena hujan yang 3 hari ini memayungi kota Atlas akhirnya berhenti di sebuah klenteng yang konon merupakan Klenteng tertua di Kota Semarang. Waaaah.. Apa tuh??

Seratus untuk yang bisa jawab! (Tepuk Tangan)

Adalah Sam Poo Kong atau yang lebih dikenal dengan gedong batu. Klenteng yang berada di kawasan utara kota Semarang ini sudah berdiri sejak tahun 1700an. Klenteng ini merupakan tempat peribadatan umat Tri Darma terbesar di Semarang.

Baguskan? Buruan ke sana!!

Kawasan Sam Poo Kong terdiri dari 5 bangunan utama. Kelima bangunan itu adalah klenteng Sam Poo Kong, tho tee kong, Klenteng Kyai Juru Mudi, Klenteng Kyai Jangkar, dan Klenteng Kyai Cundrik Bumi. Bangunan utamanya berbentuk sebuah altar berisi peninggalan Laksamana Cheng Ho. Di depan altar juga terdapat patung Laksamana Cheng Ho setinggi kurang lebih 15 meter.





STOP!! Sampai di sini dulu ceritanya. Untuk yang masih penasaran, bisa langsung buktikan! Asheek


Ini dia dokumentasi kami selama seharian berada di Sam Poo Kong! (Habisnya mau ikut sembahyang kagag boleh ame Tuhan kami) :D















Sampai jumpa di Trip selanjutnya... ^_^

Kisah..



Part V
-The End-

Aku lelah. Terlalu banyak yang aku tulis dan aku utarakan.. J

Hari semakin larut. Kau semakin terlihat pulas dari lelahmu. Sayang, berjanjilah kau akan tetap menjadi kesempurnaan dalam hidupku.

Setelah ini, aku akan pulang. Dan entah kapan lagi aku dapat melihatmu sedekat ini. Berharap kelak aku akan menikmatinya setiap hari.. J

Sudah ya bi, aku akhiri seberkas surat pelega hati. Berharap kau menerima kata “maafku”.
Aku sayang kamu bi..

Melebihi kamu aku yang paling takut kehilangan. Melebihi kamu, aku menyayangimu lebih dari yang kau tau. Jaga dirimu selalu dalam kebaikan. Jaga hati dan perasaanmu selalu dalam komitmen yang kita jalankan.

Percaya aku bi. Saat kau mengingatku, aku juga sedang memikirkanmu. Dan ketika kau merindukanku, aku juga sangat merindukanmu. Selamat tingga Habibi.. Aku sayang kamu. 

_Mrs. Dy

Kisah..



Part IV
-Seberkas Kisah Lalu-

Aku terlalu banyak bercerita. Dan banyak juga cerita yang ku tunda. Masih ingat tentang satu harapan yang aku inginkan di masa depan? Aku bahkan menunda menceritakannya kepadamu J

Harapan itu. Kau pasti bisa menebaknya. Ya. Keluaraga.

Kau tau bi, apa yang menjadi mimpiku sedari kecil? Dulu, aku selalu bermimpi berada di tengah-tengah keluarga yang sempurna. Seorang ibu yang bijaksana dan ayah yang bertanggung jawab atas keluarganya. Bukankah ini wajar?

Kau tau persis aku tak pernah merasa kurang soal itu. Terlebih aku hidup di zona aman bersama Ibu dan Simbahku. Aku tak pernah merasa kurang kasih sayang yang bahkan ku dapat lebih dari kehadiran mereka. Tapi tetap saja. Aku kehilangan satu momentum terpenting dalam sejarah kehidupanku.

Ya. Aku hidup sekali dan aku tak pernah merasakan kebersamaan keluarga intiku. Bukankah itu mengerikan?

Dari sanalah aku berharap. Harapan yang aku ukir semenjak aku kecil. Dan sangat sederhana. “Tuhan, aku ingin tertidur. Tertidur yang lelap. Dan ketika ku buka mata, ketika aku terjaga, mereka orang tuaku ada di sana menyambutku. Mengecup keningku, makan di meja yang sam dan menghabiskan waktu bersama. Dan biar ku anggap semua yang terjadi di masa sekarang adalah mimpi yang menjadi bunga tidurku. Tuhan, jangan bangunkan aku sebelum waktu itu benar-benar menjadi milikku”.

Itulah harapan yang mulai terlupakan. Harapan yang hanya menjadi kisah using. Harapan yang hanya sebuah spirit hidup sementara. Bahkan aku sadar sejauh apa yang ku alami adalah kenyataan hidup. Terlalu bodohkan aku?

Jadi, biar kuwujudkan mimpi itu pada anak-anak kita nanti. Bersediakah kau melakukannya bi? Aku selalu berharap, kelak jika pernikahan menjadi ikatan sakral kita, saat anak kita terjaga dari tidurnya, dia akan selalu melihat kita menyambutnya. Hanya itu. 

_Mrs. Dy

Permainya desa Lolong-Pekalongan..

Jembatan batu di sebelahku diam
Pancuran bambu kecil memercikkan air
Menghempas di atas batu hitam
Merintih menikam sepi pagi

---
Ketika pulang aku turun ke kali
Dan berkaca di atas air
Kulihat wajahku letih dan tua
Tapi aku berusaha tertawa
Anggap hidup hanya sandiwarayang kan berakhir segera

---

Ada yang tau petikan lirik lagu diatas? Yap! Adalah lagu Ebit G. Ade dengan judul “Lolong”. Kutipan lirik lagu Ebiet G Ade berjudul ”Lolong” menggambarkan keindahan alam Desa Lolong, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan. Konon, lagu itu ditulis Ebiet setelah terinspirasi kemolekan alam desa yang berjarak sekitar 15 km dari pusat Kabupaten Pekalongan itu. Selain berhawa sejuk karena lokasinya berada di perbukitan, desa itu menyimpan potensi wisata adrenalin.

Adalah Sungai Sengkarang. Sungai yang berarus deras di desa Lolong dengan gelombang membentuk pusaran bak kapas putih, serta paduan bebatuan cadas besar di sekelilingnya sangat menantang bagi para pecinta arung jeram.

Ceritanya nih, kemarin tepatnya tanggal 08 Januari 2013 saya dan rekan-rekan kantor sengaja berkunjung ke desa dengan pesona indah itu. Sebelumnya sama sekali tidak terbesit di benak saya untuk menikmati desa yang masih asri dengan buah Durian sebagai iconnya. Saya beserta 4 rekan kerja saya punya misi sendiri yakni mengantar alat pengupas kulit biji durian sekaligus menindaklanjuti kunjungan sebelumnya.

“What a great day!” gumam saya setelah menapak kaki untuk pertama kalinya ke desa ini. Hamparan sungai yang mengalir riang ditengah gerimis yang turut menyambut kedatangan kami benar-benar membuat saya terlarut dan jatuh hati di kampung ini. Eits, bukan sama penduduknya melainkan dengan alam asrinya. Belum lagi suguhan Durian Lolong yang mengguggah hasrat kuliner saya meloncat-loncat.

“Today is my Day!” Hari ini saya hebat kawan-kawan. Dua buah durian lenyap di perut saya. Hehehe


Pemandangan di sekitar sungai Sengkarang

Sungai Sengkarang, Desa Lolong, Kabupaten Pekalongan 
No Comment!

Panorama Sungai Sengkarang

Saya, Tim Litbang dan Kepala Desa Lolong

Prasasti "Lolong" oleh Ebit G. Ade

Prasasti "Lolong" berisikan lirik lagu Lolong oleh Ebit G. Ade

No Comment!

No Comment!

Pesta Durian di Lolong (nyummiiii.....)




Kisah..



Part III
-Sepotong Senja Bercerita-

Aku berdiri dengan pikiranku sendiri. Banyak hal yang ingin aku sampaikan namun tak bisa ku utarakan. Nyatanya, aku lebih siap untuk menuliskannya. Sepotong episode tentang senja.

Aku mengamatimu yang tertidur pulas di depanku. Mengamati setiap inci lekuk wajahmu. Melihat lebih dalam apa yang aku rasakan dan apa yang harus disampaikan.

Aku berpikir apa yang Tuhan rencanakan atas hubungan kita? Tidakkah ini adil untuk mu? Dan mengapa Tuhan mengujimu terlalu berat? Aku merasa sangat berdosa.
 
kepada sepotong senja yang mengajak kita bicara sore itu. Aku begitu bersyukur kita nikmati senja kita bersama. Bisakah kau merasakan? Aku memiliki senja dan kamu dalam satu waktu. Aku menikmati senjaku dan sentuhanmu dalam moment yang sama. Seandainya Tuhan bijak, kau pun akan merasakannya. Tapi Tuhan memang bijak. Member kesempatan untukku genggam kau dan senjaku di waktu yang sama.

Taukah kau? Senja berbisik lirih di telingaku. Dia memujimu dihadapanku. Aku jelas cemburu! Seolah senja lebih memihak kehadiranmu.

Tak apalah! Kalian perpaduan yang sempurna. Seperti senja, taukah kau filosofinya? Senja tak hadir setiap waktu. Tapi dia selalu ada. Dialah kamu. Meski kau tak mampu ku lihat setiap waktu. Namun aku percaya, kau disana selalu ada dan menjaga hubungan kita. Sudikah kau menemaniku hingga senjaku?

Senja dan kamu. Berharap aku bisa menikmatinya setiap hari bersama. Kita habiskan saat senja dengan bercerita tentang “kita”. Aku dan kamu. Kita bingkai mimpi kita dalam senja yang merekah. Senja yang selalu menunggu kisah kita. Senja yang past tak sabar untuk menunggu kita bercengkrama di dalamnya.

Senja dan kita. Dia pasti merindukan kita dalam jingganya. Jadi, kau tau apa yang bisa terus menyatukan kita? SENJA. Tataplah senja. Karna kita berada di bawah langit yang sama. Setiap harinya. 

_Mrs. Dy

up