Part III
-Sepotong Senja
Bercerita-
Aku
berdiri dengan pikiranku sendiri. Banyak hal yang ingin aku sampaikan namun tak
bisa ku utarakan. Nyatanya, aku lebih siap untuk menuliskannya. Sepotong
episode tentang senja.
Aku
mengamatimu yang tertidur pulas di depanku. Mengamati setiap inci lekuk
wajahmu. Melihat lebih dalam apa yang aku rasakan dan apa yang harus
disampaikan.
Aku
berpikir apa yang Tuhan rencanakan atas hubungan kita? Tidakkah ini adil untuk
mu? Dan mengapa Tuhan mengujimu terlalu berat? Aku merasa sangat berdosa.
kepada sepotong senja yang mengajak kita bicara sore itu. Aku begitu bersyukur
kita nikmati senja kita bersama. Bisakah kau merasakan? Aku memiliki senja dan
kamu dalam satu waktu. Aku menikmati senjaku dan sentuhanmu dalam moment yang
sama. Seandainya Tuhan bijak, kau pun akan merasakannya. Tapi Tuhan memang
bijak. Member kesempatan untukku genggam kau dan senjaku di waktu yang sama.
Taukah
kau? Senja berbisik lirih di telingaku. Dia memujimu dihadapanku. Aku jelas
cemburu! Seolah senja lebih memihak kehadiranmu.
Tak
apalah! Kalian perpaduan yang sempurna. Seperti senja, taukah kau filosofinya?
Senja tak hadir setiap waktu. Tapi dia selalu ada. Dialah kamu. Meski kau tak
mampu ku lihat setiap waktu. Namun aku percaya, kau disana selalu ada dan
menjaga hubungan kita. Sudikah kau menemaniku hingga senjaku?
Senja
dan kamu. Berharap aku bisa menikmatinya setiap hari bersama. Kita habiskan
saat senja dengan bercerita tentang “kita”. Aku dan kamu. Kita bingkai mimpi
kita dalam senja yang merekah. Senja yang selalu menunggu kisah kita. Senja
yang past tak sabar untuk menunggu kita bercengkrama di dalamnya.
Senja
dan kita. Dia pasti merindukan kita dalam jingganya. Jadi, kau tau apa yang
bisa terus menyatukan kita? SENJA. Tataplah senja. Karna kita berada di bawah
langit yang sama. Setiap harinya.
_Mrs. Dy
0 komentar:
Posting Komentar