Masih -Hari Kemarin-



“Saya masih ingin sekolah! Saya masih ingin senang-senang! Masih ingin ini dan itu!”

Begitulah. Seperti itu dulu saya berpikir. Dunia terlalu cepat untuk saya berkembang. Tumbuh dan besar. 

Rasanya, baru hari kemarin saya menikmati masa taman kanak-kanak. Bermain ayunan dengan teman-teman, bergelanyut manja di punggung ibu, dan minta ini itu dengan rengekan dan tangisan. Sudah biasa! Sejak kecil saya memang terkenal cengeng dan manja. 

Masih di hari kemarin, saya menginjakkan kaki di bangku sekolah yang bernama Sekolah Dasar. Disana saya belajar membaca dengan lancar, berhitung dan mengaji. “Alif, Ba’, Ta’, Tsa’, Jim….” Begitu guru agama saya mengeja lafal demi lafal yang sekarang mulai terbiasa saya kecap dan baca. Rasa syukur membuncah di hati saya. Saya bangga dengan guru-guru saya. Mereka membuat saya kaya akan ilmu. Pandai ilmu umum dan pandai mengaji.

Lain cerita dengan hari kemarin saat saya mengenakan baju seragam putih dan biru. Masa itu saya duduk di sebuah Madrasah Tsanawiah, bukan Sekolah Menengah Pertama seperti kakak dan adik. Entahlah. Saya memang beda. Saya selalu berbuat sesuai nurani saya. Tentunya atas dorongan Ibu saya. Tapi lihatlah. Itu yang membuat saya bisa tahu sedikit banyak tentang agama. Minimal saya bisa menularkannya kepada orang di sekitar saya. Menyenangkan!

Masih di hari kemarin, saat usia saya 16 tahun, masuklah saya di sebuah Sekolah Menengah Kejuruan di kota saya. Jangan salah! meski hanya sebuah sekolah kejuruan, itu merupakan sekolah kejuruan negeri favorit di tempat saya.  Saya belajar banyak di sana. Salah satunya tentang kewirausahaan, kemandirian dan kerja produktif. Ya, karena memang sekolah kejuruan di peruntukkan untuk mencetak pribadi siap kerja di perusahaan-perusahaan negeri maupun swasta. Setidaknnya, saya bisa mendapat ilmu lebih, baik ilmu teoritik maupun ilmu terapan dan produktif. Ilmu-ilmu itu yang membuat saya memiliki skill baik di dunia kerja. Seperti saat ini.

Di hari kemarin, saya bukan anak cerdas apalagi pintar. Saya hanya beruntung! Sekali lagi saya tekankan, saya hanya beruntung. “just lucky!” kalau kata orang barat.

Setelah di hari kemarin selama tiga tahun saya belajar dan menyerap ilmu secukupnya di kejuruan, saya bertekad masuk di salah satu universitas negeri. Apa mungkin? Sedangkan ilmu IPA atau IPS tidak pernah secara lengkap saya dapatkan. Paling hanya pengantar yang membuat saya jengah mendengarkan dan memilih bermain dengan teman sebangku atau terkantuk-kantuk sendiri di balik buku yang saya biarkan tegak berdiri. Apa bisa saya lolos kalau nilai saya tidak bisa dikatakan baik pada dua pelajaran itu. Apa mungkin saya lolos dengan hanya bermodalkan tumpukan buku yang hampir setiap hari habis saya pelajari. Apa mungkin saya lolos jika ternyata dua pelajaran itu merupakan disiplin ilmu yang wajib dan sangat menentukan. Apa mungkin? Ah, terlalu banyak kata itu bermain di memori saya. Kata hati mengatakan tak mungkin. Namun semangat Ibu yang meletup-letup menemani saya tak tidur hingga dini hari demi munajad doa-doannya. Motivasi Ibu yang selalu berkata saya anak paling cerdas dan pintar yang sangat Ibu cintai. Kata-kata Ibu yang selalu terngiang di telinga saya bahwa Ibu akan bangga jika saya bisa lolos. Hanya itu yang membuat saya ingin mencoba. Yaaa, apapun hasilnya. Saya telah berusaha dan Tuhan yang menilai layak atau tak layak nantinya.

Masih di hari kemarin. Saat saya membuka situs universitas tersebut lewat internet. Lagi dan lagi saya tekankan saya hanya beruntung. Saya lolos semua seleksi perguruan negeri yang saya daftar. Saya tinggal memilih, menetapkan, memantapkan. Alhamdulillah.

Alloh sayang. Alloh cinta. Mungkin bukan hanya dengan saya. Namun pada Ibu yang selalu menyebut nama saya dalam doanya. Lahaulaa Walaa Quwwataa Illa Billah..

Jejak hari kemarin benar-benar masih terasa. Ketika pertama kali saya merasakan kebebasan menjadi seorang mahasiswa. Meraup lebih banyak ilmu. Menerapkannya dan tiga tahun tujuh bulan saya berhasil melewati masa itu. Masa yang panjang, namun begitu singkat dalam ingatan. Sangat singkat! Seperti ketika nafas dalam setiap detik terbuang. Seperti itu. Hidup yang berlalu tak pernah lagi akan kembali. Hari kemarin akan tetap menjadi hari kemarin. Bersyukur saya masih memiliki memory untuk mengingat. Merasakan setiap detik yang dulu menjadi bagian hidup saya. Dan dihari-hari berikutnya saya yakin akan indah. Tentu saja! Karena Alloh selalu memiliki rencana indah dibalik doa dan harapan hambanya. Termasuk saya.

Letter to my Srikandi -Mommy-



To : Mamma

Sudah lama ananda ingin menuliskan surat cinta ini untuk mama. Surat yang tak pernah bisa ananda selesaikan. Karena cinta mama yang terlalu besar untuk ananda. Ananda tak mampu menuliskannya mama. Tapi kali ini, ananda coba untuk memulai menuangkan isi hati ananda. 

Mama sayang..

Sungguh. Akan ada banyak kata ‘maaf’yang akan ananda tulis dalam setiap baris surat ini. Maka tolong ampuni ananda sebagai putri yang banyak membuat hati mama kecewa atas sikap ananda. Maafkan ma..

Ananda tau, mama selalu membanggakan ananda di hadapan teman mama, kerabat mama, kenalan mama, bahkan disetiap tempat mama bekerja. Ananda sadar, hanya ananda yang mama harapkan menjadi penguat dan pengharum nama keluarga. Terimakasih mama.. Karena penghargaan yang mama berikan jauh lebih berarti dari apapun di dunia ini. Terimakasih telah menjadi ibu terbaik di kehidupan ananda.

Mama Srikandi Keluarga.

Begitu selalu ananda bilang kepada siapapun tentang sosok mama. Mama memang bukan seorang ibu yang selalu mendampingi ananda. Namun cukup atas perjuangan dan pengorbanan mama. Mama buktikan bahwa bidadari tanpa sayap itu memang ada. Mama adalah harga mati dalam setiap hela nafaas ananda. Mama segalanya bagi ananda.

Taukah ma, hati ananda sakit meski mama disana tersenyum bercerita banyak hal dengan ananda. Hati ananda sakit karena mama bekerja, banting tulang untuk kami putra putri mama. Namun mama menutupi lelah dan kerapuhan mama.

Ananda sungguh ingin memeluk mama. Mencium punggung tangan mama. Bersimpuh di kaki mama atas kesalahan dan kenakalan ananda.

Ananda ingin mengucap beribu maaf atas kesalahan yang ananda lakukan kepada mama. Maafkan ananda ma..

Jauh dilubuk hati, ananda tak pernah ingin menyakiti hati mama. Ananda selalu ingin menjadi kebanggaan mama. Tak ingin setiap tetes keringat yang terjatuh di kening mama menjadi sia-sia untuk mama. Ananda tak ingin mengecewakan mama. Tak ingin menjadi penghianat. Apapun alasannya ma, ananda ingin menjadi penghangat di sisa usia mama.

Taukah ma, hati ananda sakit manakala mama jauh dari jangkauan mata ananda. Ananda tau ma, mama menyimpan beribu luka dihati mama. Mungkin mama bisa tersenyum. Namun apa hati mama ikut bersenyum?

Saat ananda merayakan moment-moment besar dalam hidup ananda. Mama selalu hadir memberi secangkir semangat dan beribu doa untuk ananda. Tentu saja. Mama selalu tersenyum di tempat yang jauh di sana. Tak sedikitpun terlukis kesedihan dalam gema suara yang memantul di telinga ananda saat kita berbincang. Yang ada, kata-kata mama yang selalu berucap “mama bangga!”. Adakah hal lain yang sebenarnya mama inginkan saat itu? Suah pasti. Itu tentang kehadiran mama di hari-hari besar kehidupan ananda.

Saat ananda mendapat gelar sarjana dan dinobatkan sebagai lulusan terbaik dan tercepat, ananda tau persis mama ingin ada di sisi ananda. Taukah ma, orang pertama yang ingin ananda peluk adalah mama. Ananda ingin mengucap beribu rasa terimakasih ananda atas apa yang telah mama korbankan untuk ananda. Ananda ingin menghamburkan kebahagiaan ini dengan mama. Tapi mama tak ada. Ananda hanya bisa memandang foto mama dan berucap terimakasih dalam sujud syukur ananda. Setidaknya, Tuhan akan membawa syukur ananda kepada mama di sana.

Sedih? Tentu ananda rasakan. Seandainya ananda bisa berteriak, ananda ingin menyebut nama mama saat ananda mendapat gelar itu. Sungguh ma. Ananda bukan apa-apa jika tak ada mama. Ananda tak berarti tanpa doa mama. Ananda tak bisa seperti sekarang tanpa secangkir semangat yang selalu mama sajikan untuk ananda. Mama adalah ibu yang sempurna.

Mama yang berjiwa besar. Bukankah kita bukan apa-apa di dunia ini? Itu yang ananda rasakan saat ini ma. Bahwa kekayaan dan uang bukanlah hal utama dalam hidup. Kebersamaan adalah kebahagiaan yang tak ternilai harganya. Ananda selalu ingat pesan mama. Ananda mencoba mencari kebahagiaan dalam kebersamaan dimanapun ananda berada.

Sulit mama. Ananda masih mencari arti bahagia itu sendiri. Tak jarang ananda merasa begitu kesepian dan sendiri. Ananda rindu mama. Ananda takut anda tak lagi bisa bersua dengan mama. Ananda takut kehilangan mama.  

Saat ananda wisuda, orang yang paling tak bersemangat hadir adalah ananda. Harusnya ananda bahagia. Ananda tau itu. Mama tak berhenti berbahagia untuk ananda. Mama tak berhenti mengucap syukur atas pendidikan yang ananda selesaikan dengan sempurna. Mama siarkan berita kesuksesan ananda kepada teman-teman mama. Mama seolah bermain dengan kebahagiaan mama sendiri. Ananda hanya bisa tersenyum melihat tingkah mama.

Mama.. Melihat mama bersemangat seperti itu, hati ananda tenang dan ikut berbahagia untuk mama. Jadi tetaplah seceria itu ma.. Karena ananda kosong tanpa kebahagiaan mama. Trimakasih ma..

Saat ananda menikah, ananda tau mama sangat kecewa dengan keputusan ananda. Sudah pasti mama ingin mendampingi ananda di hari yang sakral itu. Maafkan mama. Bukan ananda tak sabar. Ada banyak hal dibalik keputusan ananda. Ananda hanya tak ingin sesuatu yang buruk terjadi dalam keluarga kita manakala ananda tak segera menghalalkan hubungan ini. Sungguh syaitan itu nyata ma. Sangat dekat dengan kehidupan ini. Ananda takut salah ma. Ananda takut berbuat salah.

Maka maaf jika ananda telah membuat hati mama kecewa. Ananda sungguh harus melakukannya ma. Ananda tak ingin lebih lama mengotori agama ananda. Sudah terlalu banyak dosa yang ananda lakukan. Ananda tak mungkin mempertahankannya lebih lama lagi. Ananda mohon restu mama..

Hari itu. Hari dimana ananda menikah. Tak ada kesakralan yang ananda rasakan. Jauh dari pernikahan yang ananda inginkan. Ananda kehilangan selera bahkan keberanian untuk menangis. Yang ada di fikiran ananda hanya bagaimana ananda harus bersikap pada mama setelah ini.

Apakah tak ada kata maaf yang terbuka di hati mama?

Apakah mama meridhoi kami seutuhnya?

Ananda takut ma.. Akan ada hukuman untuk ananda manakala mama sakit hati atas kelakuan ananda. Maaf mama. Tak sedikitpun niat ananda melakukan itu. Ananda tetap anak mama yang ingin selalu berbakti terhadap mama.

Tapi terimakasih ma. Terimakasih telah mau berbesar hati untuk ananda. Terimakasih mama relakan ananda menikah di bawah tangan papa yang sekian lama tak bersua dengan ananda. Terimakasih ma..

Dan terimakasih telah menerima suami ananda dan menganggapnya seperti putra mama sendiri. Meski mama belum pernah bersua langsung dengannya, percayalah ma. Dia lelaki terbaik untuk hidup ananda. Dia penjaga dan pemilik hati ananda. Dan ananda begitu mencintainya.

Maaf ma.. Bukan berarti cinta ananda terhadap mama terhapuskan ataupun tebagi. Sama sekali tidak ma. Ananda tetap putri mama yang amat mencintai mama. Cinta ananda terhadap suami memiliki porsi berbeda. Kalian bagai puzzle dalam hidup ananda. Ananda tak ingin kehilangan atau memilih satu diantara kalian.

Dan mama, dia sosok penjaga yang tak pernah ananda bayangkan sebelumnya. Dia bahkan lebih mencintai keluarga dibanding harta dan pekerjaannya. Mama tersayang, bukankah ananda tak salah memilih pasangan hidup?

Dan kini, setelah ananda menikah, ananda mulai terbiasa dengan nafasnya. Dengan keberadaannya. Ananda terbiasa dengan kebersamaan ananda dengannya. Ananda merasa bersalah ma.

Mungkin ananda terlalu kecil untuk menjadi seorang istri. Ananda tak mengerti bagaimana caranya “melayani”. Kesibukan ananda dan ego ananda, terkadang membuat ananda tak mengerti bagaimana harus bersikap. Ananda tak sesempurna istri-istri lain di luar sana ma. Seperti yang mama tahu, ananda tak bisa memasak. Ananda hanya mampu menyajikan minuman hangat setiap kami berjumpa. Ananda tak mengerti bagaimana mengungkap rasa rindu ananda manakala kami lama tak bersua. Ananda hanya tak ingin menjadi istri penuntut yang ingin ini dan itu. Karena ananda sendiri tak bisa ini dan itu.

Maafkan jika ananda bercerita seperti ini ma. Ananda hanya ingin berbagi rasa.

Taukah ma, hari ini ananda tejebak dalam satu pilihan. Bahkan ananda sendiri tak mengerti dan tak bisa untuk memilih. Ini sangat berat ma.

Ananda sadar, manakala ananda memutuskan untuk menikah berarti ananda harus siap untuk menjadi menantu. Itu berarti ada orangtua baru di kehidupan ananda. Dengarlah ma, tak ada yang bisa menggantikan posisi mama dalam hidup ananda. Hanya saja, kali ini ananda harus bersikap tanpa mengecewakan mama ataupun mertua ananda. Namun sangat sulit ma..

Sekali lagi, ananda sangat berterimakasih mama telah berbesar hati menikahkan ananda sebelum mama pulang ke Indonesia. Dan kali ini, haruskah mama kecewa untuk kedua kalinya? Bersediakah mama berbesar hati lagi? Sungguh mama, ananda tak ingin menjadi anak yang durhaka kepada mama. Ananda tak ingin mama menangis lagi atas sikap ananda..

Namun bagaimana ananda harus bersikap? Dilain pihak mertua ananda mendesak untuk segera memeriahkan pernikahan kami.

Ananda tau persis perasaan mama. Ananda yakin mama tak ingin putri mama duduk sendiri di pelaminan tanpa kehadiran mama. Mama.. ananda tak kuasa melakukannya! Ananda tak ingin melakukannya! Sungguh! Ananda ingin menunggu mama pulang. Ananda juga tak ingin seperti putri tanpa orangtua. Ananda ingin mama ada. Sungguh ananda tak ingin melakukannya. Ananda tak ingin menghancurkan hati mama.

Mama tolong.. Tolong bantu ananda. Tolong beri ananda jalan keluar. Ananda tak bisa membendung ini sendiri. Ananda ingin lari. Ananda ingin pergi. Ananda ingin ikut mama. Ananda ingin menghindar dari masalah ini..

Tapi ananda tak bisa ma..

Ananda harus hadapi semuanya. Dan lagi, sekarang ananda memiliki suami. Ananda harus menurut apa kata suami ananda. Jadi tolong beri ananda restu. Tanpa mama ananda hancur. Tanpa mama ananda tak berarti. Tolong mama.. Tolong beri ananda jawaban atas kepayahan sikap ananda. Ananda tak tau lagi pada siapa harus mengadu. Ananda tak punya kendali mama. Ananda hanya bisa mematuhi suami ananda.

Mama ampuni ananda. Mama ampuni ananda. Mama ampuni ananda..Mama maafkan keputusan ananda..

Release : Kewirausahaan Desa Inovatif

Desa inovatif adalah desa yang mampu memanfaatkan sumberdaya desa dengan cara yang baru berdasarkan IPTEK serta kearifan lokal untuk kesejahteraan masyarakat. Desa inovatif juga memperhatikan kemajuan desa dan peningkatan taraf hidup masyarakat dengan melibatkan segenap unsur desa baik Pelayanan Publik, UMKM sesuai dengan potensi desa, maupun Sarana & Prasarana desa.

Berkaitan hal tersebut, BALITBANG Provinsi Jawa Tengah mengadakan Pelatihan Kewirausahaan Desa Inovatif yang bertempat di Desa Tawangsari Teras, Kabupaten Boyolali. Kegiatan tersebut diselenggarakan selama 2 (dua) hari, yakni pada tanggal 21-22 April 2014. Kegiatan yang bertajuk “Pengolahan Sayur dan Buah secara Konvensional, Modern dan Fungsional” ini diikuti oleh 40 orang peserta dari SKPD Provinsi, Perangkat Kelurahan Tawang Sari dan Anggota Kelompok Tani Tawangsari Teras, Kabupaten Boyolali. 

Pelatihan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam mengolah Sayur dan Buah menjadi produk baru yang memiliki nilai jual lebih di pasar dagang, diprakarsai oleh Yayuk Tutiek Supriyanti selaku Kepala Desa Tawangsari Teras.

Hadir dalam acara Drs. Agus Santoso, Kepala Bidang Pengembangan dan Penerapan IPTEK Balitbang Prov. Jateng yang sekaligus membuka acara pelatihan. Dalam sambutannya, Agus mengatakan pentingnya pengembangan desa inovatif di berbagai daerah. “Dengan terbentuknya desa inovatif, diharapkan dapat menjadikan ciri has desa tersebut dan menjadikan masyarakat mandiri dengan produk inovasinya”. 

Pada kesempatan yang sama Drs. Sugiyanto, M. Si selaku kepala Bappeda Kabupaten Boyolali mengatakan, kekuatan utama dalam pengembangan inovasi desa adalah dengan melakukan inovasi sesuai kebutuhan masyarakat. Hal ini bertujuan agar proses inovasi dapat dijalankan dengan mudah oleh warga setempat. Selain kebutuhan masyarakat, hal yang tak kalah pentingnya adalah ketersediaan informasi. “Akses informasi yang mudah dibutuhkan untuk mengembangkan inovasi baru yang mereka terima,” ujar Sugiyanto.

Selama dua hari tersebut, peserta dibekali materi tentang Bisnis Plan, Manajemen Pemasaran dan Kewirausahaan Desa Inovatif. Selain itu, peserta juga mendapatkan arahan secara langsung tentang bagaimana praktek pengolahan sayur dan buah secara Konvensional, Modern dan Fungsional oleh narasumber. Adapun narasumber yang hadir dalam kegiatan tersebut antara lain: Ir. Martina Andriani, MS (Dosen Teknologi Pangan UNS), Ir. Danto Pramonosidi, M.Si ((Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sukoharjo)), Ir. Nur Her Riyadi (Dosen Teknologi Pangan UNS), dan Drs. H. Sadiman Al Kundarto (Ketua Organisasi Sosial “Lembaran Mas Murni”) Jawa Tengah.

Materi yang dikemas dengan menarik dan praktek pengolahan sayur dan buah yang tergolong baru bagi peserta, membuat peserta mengikuti proses pelatihan dengan antusias. Dalam prakteknya, peserta dibagi menjadi 6 (enam) kelompok untuk memudahkan pengarahan oleh narasumber. Setelah sesi praktek berakhir, beberapa peserta dengan penuh percaya diri tampil di hadapan peserta lainnya untuk menawarkan produk inovasi kelompoknya. Peserta semakin bersemangat mengingat adanya perlombaan pada pelatihan tersebut. “Dari enam kelompok ini kami akan memilih satu kelompok untuk di jadikan pemenang,” ujar Martina Andriani.
 
Adapun beberapa hadiah yang diterima oleh masing-masing kelompok dalam perlombaan adalah: Juara pertama mendapat kompor gas, juara dua mendapat blander, juara tiga mendapat plastic sealer, juara empat, lima dan enam masing-masing mendapat timbangan. 

Puncak dari acara tersebut adalah pembagian hadiah yang dipandu langsung oleh kepala desa Tawangsari Teras, Yayuk Tutiek Supriyanti. Senyum kepuasan tampak di wajah para peserta. Selain mendapat ilmu yang bermanfaat, peserta juga memperoleh praktek langsung dan hadiah yang masing-masing peserta dapatkan.
Dilaksanakannya pelatihan kewirausahaan desa inovatif diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan, hajat hidup masyarakat dan pembangunan daerah.  Hal tersebut dilakukan dengan cara memanfaatkan segala potensi untuk menghasilkan nilai lebih secara berkelanjutan, dan dengan dasar ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh SDM berkualitas, menguasai iptek, kompetitif dan memiliki jiwa kewirausahaan. (DNDA)

Artikel : Istriku, Berhentilah Mengeluh..



Terenyuh ketika membaca kisah ini. Inspiratif. Banyak pelajaran yang bisa di ambil. Sebagai seorang istri, mari jadikan langkah kita sebagai langkah mencari ladang pahala dengan berbakti kepada Suami. Semoga kita termasuk dalam golongan istri sholehah. 

Simak Guys!!

Kisah ini menceritakan sepasang suami istri yang memiliki tujuh orang anak. Suatu hari, suaminya melihat sang istri sedang menangis sambil memasak makanan.

Melihat hal itu, suami bertanya, “Wahai Istriku, apa yang terjadi denganmu? Apa yang membuatmu menangis?”

“Aku menangis karena merasa sangat lelah dalam mengurus keluarga dan melakukan semua pekerjaan rumah,” sahutnya. “Aku mengurus tujuh anak kita dengan berbagai tabiat mereka. Aku harus menyediakan makanan, membereskan rumah, mencuci baju yang sangat banyak. Aku bekerja 24 jam sehari. Rasanya, aku tidak sanggup lagi untuk melakukan semua ini.”
Sang suami tersenyum. “Apa yang harus aku lakukan?” tanyanya.

“Tolong carikan aku budak perempuan yang dapat membantuku mengurus semuanya.”

“Tentu saja, aku akan mencarikannya. Tapi, tolong dengarkan aku sebentar saja,” kata sang suami sambil membelai istrinya dengan penuh kasih sayang.

“Allah senantiasa membantu hamba-Nya yang tidak pernah berputus asa dan ikhlas dalam mengerjakan apa pun yang mengandung kebaikan. Kau adalah seorang istri yang sangat sabar dalam menjaga keluargamu, seorang ibu yang menjadi teladan bagi ketujuh anakmu, dan menjadi pendampingku yang salihah dengan beratnya tugas-tugasmu. Aku bisa saja mencarikan seorang Pembantu untuk meringankan pekerjaanmu. Namun, jika kau tetap mengerjakan semua kebaikan itu untuk keluarga kita maka Allah akan menghapus semua salah dan dosamu.” Ujar suaminya.

Sang suami kemudian berkata lagi, “Istriku yang salihah, perempuan yang tidak pernah lelah menjaga keluarganya dan ikhlas dengan apa yang dilakukannya, Allah akan menetapkan setiap butiran keringatnya menjadi kebaikan yang dapat melebur keburukannya sekaligus mengangkat derajatnya.”

Sang Suami membelai Istrinya yang masih terisak menahan malu, lalu diajaknya duduk santai di ruang dapur mungil yang sangat sederhana itu, lalu Sang Suami melanjutkan nasehatnya,

“ coba ingat kembali Wasiat Rosulullah SAW kepada Fatimah putri Beliau, yang dipersunting Ali Bin Abi Thalib yang sangat miskin, yang ketika itu juga sedang mengeluh kepada Ayahnya Rosulullah SAW karena tangannya yang dulunya halus kini berubah menjadi kasar dan lecet-lecet karena setiap hari harus menumbuk gandum sendiri, mengolah dan memasaknya. Ada 10 WASIAT Beliau kepada Putrinya :

1.Wahai Fatimah ! Sesungguhnya wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, kelak Allah akan tetapkan baginya kebaikan dari setiap biji gandum yang diadonnya, dan juga Allah akan melebur kejelekan serta meningkatkan derajatnya.

2.Wahai Fatimah ! Sesungguhnya wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah akan menjadikan antara neraka dan dirinya tujuh tabir pemisah.

3.Wahai Fatimah ! Sesungguhnya wanita yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan kemudian mencuci pakaiannya, maka Allah akan tetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.

4.Wahai Fatimah ! Sesungguhnya wanita yang membantu kebutuhan tetangga-tetang­ ganya, maka Allah akan membantunya untuk dapat meminum Telaga Kautsar pada hari kiamat nanti.

5.Wahai Fatimah ! Yang lebih utama dari seluruh keutamaan di atas adalah keridhaan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridha kepadamu,maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah Fatimah, Kemarahan suami adalah kemurkaan Allah.

6.Wahai Fatimah ! Disaat seorang wanita hamil, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah tetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan, serta melebur seribu kejelakan. Ketika seorang wanita merasa sakit akan melahirkan, maka Allah tetapkan pahala baginya sama dengan pahala para Pejuang Allah. Disaat seorang wanita melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kandungan ibunya. Disaat seorang wanita meninggal karena melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikit pun, didalam kubur akan mendapat taman yang indah yang merupakan bagian dari taman surga. Allah memberikan padanya pahala yang sama dengan pahala seribu orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.

7.Wahai Fatimah! Disaat seorang istri melayani suaminya selama sehari semalam, dengan rasa senang dan ikhlas, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya dihari kiamat berupa pakaian yang serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Allahpun akan memberikan kepadanya pahala seratus kali ibadah haji dan umrah.

8.Wahai Fatimah! Disaat seorang istri tersenyum dihadapan suaminya, maka Allah akan memandangnya dengan pandangan penuh kasih.

9.Wahai Fatimah! Disaat seorang istri membentangkan alas tidur untuk suaminya dengan rasa senang hati, maka para malaikat yang memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.

10.Wahai Fatimah! Disaat seorang wanita meminyaki kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jenggotnya dan memotong kumisnya serta kuku-kukunya, maka Allah akan memberi minuman yang dikemas indah kepadanya, yang didatangkan dari sungai-sungai surga. Allah pun akan mempermudah sakaratul maut baginya, serta menjadikan kuburnya bagian dari taman surga. Allah pun menetapkan baginya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shirathal mustaqim dengan selamat.

Istrinya pun menangis karena merasa malu. Sejak itu, dia tak pernah lagi mengeluh.

Subhaanallah, wasiat ini merupakan mutiara termahal nilainya, khususnya bagi setiap istri yang mendambakan kesalehan.

Betapa Agung dan Mulianya Posisi Wanita dalam rumah tangga ketia ia rela dan ikhlas menjalani Fitrahnya sebagai seorang Istri.

Semoga bermanfaat.

up