Letter to my Srikandi -Mommy-



To : Mamma

Sudah lama ananda ingin menuliskan surat cinta ini untuk mama. Surat yang tak pernah bisa ananda selesaikan. Karena cinta mama yang terlalu besar untuk ananda. Ananda tak mampu menuliskannya mama. Tapi kali ini, ananda coba untuk memulai menuangkan isi hati ananda. 

Mama sayang..

Sungguh. Akan ada banyak kata ‘maaf’yang akan ananda tulis dalam setiap baris surat ini. Maka tolong ampuni ananda sebagai putri yang banyak membuat hati mama kecewa atas sikap ananda. Maafkan ma..

Ananda tau, mama selalu membanggakan ananda di hadapan teman mama, kerabat mama, kenalan mama, bahkan disetiap tempat mama bekerja. Ananda sadar, hanya ananda yang mama harapkan menjadi penguat dan pengharum nama keluarga. Terimakasih mama.. Karena penghargaan yang mama berikan jauh lebih berarti dari apapun di dunia ini. Terimakasih telah menjadi ibu terbaik di kehidupan ananda.

Mama Srikandi Keluarga.

Begitu selalu ananda bilang kepada siapapun tentang sosok mama. Mama memang bukan seorang ibu yang selalu mendampingi ananda. Namun cukup atas perjuangan dan pengorbanan mama. Mama buktikan bahwa bidadari tanpa sayap itu memang ada. Mama adalah harga mati dalam setiap hela nafaas ananda. Mama segalanya bagi ananda.

Taukah ma, hati ananda sakit meski mama disana tersenyum bercerita banyak hal dengan ananda. Hati ananda sakit karena mama bekerja, banting tulang untuk kami putra putri mama. Namun mama menutupi lelah dan kerapuhan mama.

Ananda sungguh ingin memeluk mama. Mencium punggung tangan mama. Bersimpuh di kaki mama atas kesalahan dan kenakalan ananda.

Ananda ingin mengucap beribu maaf atas kesalahan yang ananda lakukan kepada mama. Maafkan ananda ma..

Jauh dilubuk hati, ananda tak pernah ingin menyakiti hati mama. Ananda selalu ingin menjadi kebanggaan mama. Tak ingin setiap tetes keringat yang terjatuh di kening mama menjadi sia-sia untuk mama. Ananda tak ingin mengecewakan mama. Tak ingin menjadi penghianat. Apapun alasannya ma, ananda ingin menjadi penghangat di sisa usia mama.

Taukah ma, hati ananda sakit manakala mama jauh dari jangkauan mata ananda. Ananda tau ma, mama menyimpan beribu luka dihati mama. Mungkin mama bisa tersenyum. Namun apa hati mama ikut bersenyum?

Saat ananda merayakan moment-moment besar dalam hidup ananda. Mama selalu hadir memberi secangkir semangat dan beribu doa untuk ananda. Tentu saja. Mama selalu tersenyum di tempat yang jauh di sana. Tak sedikitpun terlukis kesedihan dalam gema suara yang memantul di telinga ananda saat kita berbincang. Yang ada, kata-kata mama yang selalu berucap “mama bangga!”. Adakah hal lain yang sebenarnya mama inginkan saat itu? Suah pasti. Itu tentang kehadiran mama di hari-hari besar kehidupan ananda.

Saat ananda mendapat gelar sarjana dan dinobatkan sebagai lulusan terbaik dan tercepat, ananda tau persis mama ingin ada di sisi ananda. Taukah ma, orang pertama yang ingin ananda peluk adalah mama. Ananda ingin mengucap beribu rasa terimakasih ananda atas apa yang telah mama korbankan untuk ananda. Ananda ingin menghamburkan kebahagiaan ini dengan mama. Tapi mama tak ada. Ananda hanya bisa memandang foto mama dan berucap terimakasih dalam sujud syukur ananda. Setidaknya, Tuhan akan membawa syukur ananda kepada mama di sana.

Sedih? Tentu ananda rasakan. Seandainya ananda bisa berteriak, ananda ingin menyebut nama mama saat ananda mendapat gelar itu. Sungguh ma. Ananda bukan apa-apa jika tak ada mama. Ananda tak berarti tanpa doa mama. Ananda tak bisa seperti sekarang tanpa secangkir semangat yang selalu mama sajikan untuk ananda. Mama adalah ibu yang sempurna.

Mama yang berjiwa besar. Bukankah kita bukan apa-apa di dunia ini? Itu yang ananda rasakan saat ini ma. Bahwa kekayaan dan uang bukanlah hal utama dalam hidup. Kebersamaan adalah kebahagiaan yang tak ternilai harganya. Ananda selalu ingat pesan mama. Ananda mencoba mencari kebahagiaan dalam kebersamaan dimanapun ananda berada.

Sulit mama. Ananda masih mencari arti bahagia itu sendiri. Tak jarang ananda merasa begitu kesepian dan sendiri. Ananda rindu mama. Ananda takut anda tak lagi bisa bersua dengan mama. Ananda takut kehilangan mama.  

Saat ananda wisuda, orang yang paling tak bersemangat hadir adalah ananda. Harusnya ananda bahagia. Ananda tau itu. Mama tak berhenti berbahagia untuk ananda. Mama tak berhenti mengucap syukur atas pendidikan yang ananda selesaikan dengan sempurna. Mama siarkan berita kesuksesan ananda kepada teman-teman mama. Mama seolah bermain dengan kebahagiaan mama sendiri. Ananda hanya bisa tersenyum melihat tingkah mama.

Mama.. Melihat mama bersemangat seperti itu, hati ananda tenang dan ikut berbahagia untuk mama. Jadi tetaplah seceria itu ma.. Karena ananda kosong tanpa kebahagiaan mama. Trimakasih ma..

Saat ananda menikah, ananda tau mama sangat kecewa dengan keputusan ananda. Sudah pasti mama ingin mendampingi ananda di hari yang sakral itu. Maafkan mama. Bukan ananda tak sabar. Ada banyak hal dibalik keputusan ananda. Ananda hanya tak ingin sesuatu yang buruk terjadi dalam keluarga kita manakala ananda tak segera menghalalkan hubungan ini. Sungguh syaitan itu nyata ma. Sangat dekat dengan kehidupan ini. Ananda takut salah ma. Ananda takut berbuat salah.

Maka maaf jika ananda telah membuat hati mama kecewa. Ananda sungguh harus melakukannya ma. Ananda tak ingin lebih lama mengotori agama ananda. Sudah terlalu banyak dosa yang ananda lakukan. Ananda tak mungkin mempertahankannya lebih lama lagi. Ananda mohon restu mama..

Hari itu. Hari dimana ananda menikah. Tak ada kesakralan yang ananda rasakan. Jauh dari pernikahan yang ananda inginkan. Ananda kehilangan selera bahkan keberanian untuk menangis. Yang ada di fikiran ananda hanya bagaimana ananda harus bersikap pada mama setelah ini.

Apakah tak ada kata maaf yang terbuka di hati mama?

Apakah mama meridhoi kami seutuhnya?

Ananda takut ma.. Akan ada hukuman untuk ananda manakala mama sakit hati atas kelakuan ananda. Maaf mama. Tak sedikitpun niat ananda melakukan itu. Ananda tetap anak mama yang ingin selalu berbakti terhadap mama.

Tapi terimakasih ma. Terimakasih telah mau berbesar hati untuk ananda. Terimakasih mama relakan ananda menikah di bawah tangan papa yang sekian lama tak bersua dengan ananda. Terimakasih ma..

Dan terimakasih telah menerima suami ananda dan menganggapnya seperti putra mama sendiri. Meski mama belum pernah bersua langsung dengannya, percayalah ma. Dia lelaki terbaik untuk hidup ananda. Dia penjaga dan pemilik hati ananda. Dan ananda begitu mencintainya.

Maaf ma.. Bukan berarti cinta ananda terhadap mama terhapuskan ataupun tebagi. Sama sekali tidak ma. Ananda tetap putri mama yang amat mencintai mama. Cinta ananda terhadap suami memiliki porsi berbeda. Kalian bagai puzzle dalam hidup ananda. Ananda tak ingin kehilangan atau memilih satu diantara kalian.

Dan mama, dia sosok penjaga yang tak pernah ananda bayangkan sebelumnya. Dia bahkan lebih mencintai keluarga dibanding harta dan pekerjaannya. Mama tersayang, bukankah ananda tak salah memilih pasangan hidup?

Dan kini, setelah ananda menikah, ananda mulai terbiasa dengan nafasnya. Dengan keberadaannya. Ananda terbiasa dengan kebersamaan ananda dengannya. Ananda merasa bersalah ma.

Mungkin ananda terlalu kecil untuk menjadi seorang istri. Ananda tak mengerti bagaimana caranya “melayani”. Kesibukan ananda dan ego ananda, terkadang membuat ananda tak mengerti bagaimana harus bersikap. Ananda tak sesempurna istri-istri lain di luar sana ma. Seperti yang mama tahu, ananda tak bisa memasak. Ananda hanya mampu menyajikan minuman hangat setiap kami berjumpa. Ananda tak mengerti bagaimana mengungkap rasa rindu ananda manakala kami lama tak bersua. Ananda hanya tak ingin menjadi istri penuntut yang ingin ini dan itu. Karena ananda sendiri tak bisa ini dan itu.

Maafkan jika ananda bercerita seperti ini ma. Ananda hanya ingin berbagi rasa.

Taukah ma, hari ini ananda tejebak dalam satu pilihan. Bahkan ananda sendiri tak mengerti dan tak bisa untuk memilih. Ini sangat berat ma.

Ananda sadar, manakala ananda memutuskan untuk menikah berarti ananda harus siap untuk menjadi menantu. Itu berarti ada orangtua baru di kehidupan ananda. Dengarlah ma, tak ada yang bisa menggantikan posisi mama dalam hidup ananda. Hanya saja, kali ini ananda harus bersikap tanpa mengecewakan mama ataupun mertua ananda. Namun sangat sulit ma..

Sekali lagi, ananda sangat berterimakasih mama telah berbesar hati menikahkan ananda sebelum mama pulang ke Indonesia. Dan kali ini, haruskah mama kecewa untuk kedua kalinya? Bersediakah mama berbesar hati lagi? Sungguh mama, ananda tak ingin menjadi anak yang durhaka kepada mama. Ananda tak ingin mama menangis lagi atas sikap ananda..

Namun bagaimana ananda harus bersikap? Dilain pihak mertua ananda mendesak untuk segera memeriahkan pernikahan kami.

Ananda tau persis perasaan mama. Ananda yakin mama tak ingin putri mama duduk sendiri di pelaminan tanpa kehadiran mama. Mama.. ananda tak kuasa melakukannya! Ananda tak ingin melakukannya! Sungguh! Ananda ingin menunggu mama pulang. Ananda juga tak ingin seperti putri tanpa orangtua. Ananda ingin mama ada. Sungguh ananda tak ingin melakukannya. Ananda tak ingin menghancurkan hati mama.

Mama tolong.. Tolong bantu ananda. Tolong beri ananda jalan keluar. Ananda tak bisa membendung ini sendiri. Ananda ingin lari. Ananda ingin pergi. Ananda ingin ikut mama. Ananda ingin menghindar dari masalah ini..

Tapi ananda tak bisa ma..

Ananda harus hadapi semuanya. Dan lagi, sekarang ananda memiliki suami. Ananda harus menurut apa kata suami ananda. Jadi tolong beri ananda restu. Tanpa mama ananda hancur. Tanpa mama ananda tak berarti. Tolong mama.. Tolong beri ananda jawaban atas kepayahan sikap ananda. Ananda tak tau lagi pada siapa harus mengadu. Ananda tak punya kendali mama. Ananda hanya bisa mematuhi suami ananda.

Mama ampuni ananda. Mama ampuni ananda. Mama ampuni ananda..Mama maafkan keputusan ananda..

0 komentar:

Posting Komentar


up