Apa yang kau fikirkan
tentang kata “Kerja”? Apakah kau akan bekerja sesuai bidangmu atau memilih
untuk mencoba bidang lain yang sesuai dengan kemampuanmu? Pernahkah kamu
mempertimbangkan masalah “penempatan” ketika memilih bidang pekerjaan? Sekeras
apa perjuanganmu untuk mendapatkan posisi yang kamu incar? Apa saja usahamu
untuk meraih itu? Guys, pertanyaan-pertanyaan itu yang kini aku hadapi. Menjadi
Job Seeker ditengah kemelut mimpi, cita-cita dan keinginan hati untuk menjadi
seorang istri. Ini ceritaku.
Namaku Drara Novia.
Aku lebih suka dipanggil dengan sapaan Fie. Lebih simpel dan nggak ribet. Namun
kebanyakan orang memanggilku Drara. Why Not lah! Toh nama itu juga bagian dari
nama panjangku. :D
Aku dinobatkan lulus
Sarjana Strata Satu pada tanggal 08 April 2013. Aku lulusan pertama di
jurusanku di priode wisuda mendatang. Lulus dengan status Cumloude dan mendapat
apresiasi yang bagus dari orang-orang disekitarku. Keluarga, Teman-teman, Dosen
dan orang-orang terdekatku. Aku bahagia! Entah apa yang bisa menggambarkan
perasaanku kala itu. Semua terasa begitu mengesankan. Ditambah, gelar S. Ikom
sudah melekat di namaku. J
Tapi, disinilah awal
kehidupanku dimulai. Ya, The Real World.
Merasakan susahnya mengais rezeki yang sesuai dengan harapanku. Mengacu pada
pertanyaan pertama, sehari setelah dinyatakan Lulus aku mencoba mencari peluang
pekerjaan. Semua media aku borong. Aku juga aktif membuka situs-situs lowongan
kerja baik lewat jobstreet, jobBD, Karir.com, maupun mengikuti acara-acara
jobfair yang diselenggarakan di area Jawa Tengah. Aku tak pernah mengeluh pada
siapapun. Terus melempar jaring demi satu kata “KERJA”. Bahkan setiap hari mataku
tak lepas dari depan netbook untuk
mencari job terbaru. Alhamdulillah. Rezeki pekerjaan belum juga berpihak
padaku. Meskipun, tawaran kerja ada dimana-mana. Namun, tawaran itu tak
sesuai dengan keinginanku. Aku melepasnya.
Guys, ada beberapa
alasan yang membuatku berfikir seribukali dalam menyeleksi setiap tawaran job
yang datang kepadaku. Pertama, “Penempatan”. Aku seorang gadis berusia 21 tahun
yang telah mengenal seorang lelaki yang usianya diatasku. Kita saling mengenal
dan memutuskan untuk menyatukan tujuan dalam satu ikatan yang sah. Mungkin
terdengar konyol, terlebih tak ada yang tau bagaimana masa depan kita
masing-masing. Tapi, bukankah masa depan kita yang menentukan? Aku hanya
berusaha lebih mendekatkan diri kepadanya. Merancang mimpi bersama dengan jarak
yang tidak terlalu jauh untuk di tempuh. Apa salah jika aku ingin menikah muda?
Kedua, emmmmm... Aku
tak tau, mungkin memang itu satu-satunya alasan aku hanya mau mendapat
pekerjaan di area Jawa Tengah. Namun, aku tak akan pernah menyesali keputusan
ini jika nantinya aku tak dapat bersanding dengannya. Setidaknya, dialah
satu-satunya alasan aku ingin berkarir dekat dengan keluarga. Satu-satunya
alasan aku ingin lebih cepat beribadah mengabdi menjadi seorang istri yang
dekat dengannya. Setidaknya, aku telah berusaha.
Alhasil, ketika aku
mengikuti Job fair atau melihat Lowongan Kerja pasti hal pertama yang aku
tanyakan “Penempatannya dimana pak/bu?”. Ya, itu usahaku, doaku, dan caraku
untuk bertahan dan mempertahankan hubungan ku dengannya. Satu hal. Aku
mencintainya.
Ya Alloh, Allohumma
yassir walaa tu’assir.
*Tobe Continue
_Mrs. Dy
0 komentar:
Posting Komentar