Berada di ambang
renungan. Apa yang aku lakukan hari ini? Sebuah peristiwa konyol yang membuat
aku belajar. Begini kelanjutannya...
Pagi ini aku
berangkat menuju Main Office perusahaan yang kemarin memintaku mengikuti
pemberkasan terakhir dan formalitas interview. Sudah sejak pagi aku bersiap,
berdandan seadanya (tampak sedikit aneh) dan langsung menuju kantor yang
letaknya belum aku ketahui secara pasti. Aku meluncur ke kota yang kerap
disebut the spirit of java dengan perasaan campur aduk. Antara penasaran dan
ragu. Namun, aku mantapkan hati untuk tetap masuk ke dalam kantor yang letaknya
persis di pinggir jalan dengan lorong utama yang senyap. Seorang wanita paruh
baya yang bergaya menor dengan dandanan dan busana mininya menyambutku. Setelah
dipastikan namaku terdaftar di jajaran peserta interview aku diminta masuk
melalui pintu samping. Well, aku putar arah dan menuju ke lokasi yang dimaksud.
Taraaaaaaaa!!! Keraguanku memuncak saat aku memasuki sebuah gudang yang cukup
tua dan kumuh. Aku sedikit terlonjak ketika seorang satpam wanita membuyarkan
lamunanku. Emmm lebih tepatnya rasa kagetku. Aku tersenyum ramah sedikit
dipaksakan. “Mau interview mba?,” aku mengangguk tanpa bersuara. “Silakan tunggu
disini, nanti mba akan wawancara di dalam (nunjuk gudang). Tapi sebelumnya mba
bisa parkirkan kendaraan mba di belakang kantor ini paling ujung,” sekali lagi
aku mengangguk. Kali ini dengan wajah ambigu menelan ludah dan beristighfar
berulang kali.
Perlahan aku keluar
menuju parkiran yang dimaksud. Dan WAWW!! Parkiran yang aku tuju ternyata
sebuah kebun kotor yang dipaksakan menjadi parkiran sempit di sampingnya. Luar
Biasa! aku semakin ragu untuk mengambil keputusan. Disisi lain ini peluang
besarku mengahiri masa menganggurku. Setelah dipikir masak aku memutuskan untuk
melanjutkan perjalanan. Yap, aku mengundurkan diri. Lebih tepatnya kabur
sebelum berperang. Hahahhahaa
Guys, siapa yang
nggak mikir macem-macem kalau saat pertama kali menginjakkan kaki di kantor
kita tidak diberi tempat yang nyaman dan kondusif. Mungkin ini terlihat konyol.
Tapi ini murni karena aku ingin berhati-hati. Bukankah pertemuan pertama akan
sangat menentukan hari-hari ke depannya? “Belum rezeki,” Ujar hatiku. J
Ya Alloh, Allohumma yassir walaa tu’assir.
*Tobe Continue
_Mrs. Dy
0 komentar:
Posting Komentar